Ternyata Ada 5 Waktu yang tidak diperbolehkan Sholat

Daftar Isi

Foto Kajian Rutin FKPAI NON PNS
KUA Kaligondang( Foto Kangprayit)

5 Waktu yang tidak boleh untuk melakukan sholat

KALIGONDANG.Kajian FKPAI NON PNS kitab fathul Qorib halaman 193, Jum'at (17-01-2002) disampaikan oleh Kiyai Umar Abdul fatah.

Dalam ilmu fikih banyak permasalahan yang perlu disampaikan kepada masyarakat salah satunya waktu yang tidak diperbolehkan melaksanakan sholat.
Foto teks kitab fathul qorib
hal 190 (Foto kangprayit)

Baca juga: https://kangprayit.blogspot.com/2020/01/keistimewaan-asmaul-husna-dan.html?m=1

Dalam kitab fathul qorib halaman 193 imam nawawi menyampaikan bahwa ada 5 waktu yang tidak diperbolehkan sholat
1. Setelah sholat subuh sampai terbit/ keluarnya matahari.
2. Ketika keluarnya matahari sampai sempurnanya matahari dan naik sampai kira kira.
3. Ketika matahari berada tepat diatas kepala sampai matahari tergelincir( lingsir).
4. Setelah sholat Ashar sampai matahari terbenam.
5. Ketika matahari terbenam sampai sempurna terbenamnya matahari.

Baca juga: https://kangprayit.blogspot.com/2020/01/bagaimana-yah-hukum-sholat-membawa-al.html?m=1

Sholat yang tidak diperbolehkan disini adalah sholat yang yang tidak memiliki sebab atau sering disebut dengan sholat mutlaq contohnya sholat yang dilakukan malam pertama mayit meninggal atau sering disebut sholat anisil qobri, sholat tsubutul iman, sholat birul walidain.

Sholat yang dapat dilakukan yaitu sholat yang memiliki sebab yang (mutaqodim) mendahului contohnya ketika ada orang yang meninggal, atau sebab yang bersamaan ( muqoorin) bersamaan contoh sholat gerhana matahari dan gerhana rembulan maka boleh dilakukan sholat tersebut selama masih terjadi gerhana.

Juga juga:https://www.blogger.com/u/1/blogger.g?blogID=4681805624670574446#editor/target=post;postID=8169231959016029160;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=11;src=link

Sedangkan sholat yang memiliki sebab (mutaakhir) mengahiri ,yang dimaksud mengakhiti yaitu sholat dengan sebabnya dahuluan sholat maka tidak boleh dilaksanakan.

Hukum makruh ada dua
1. Makruh tanzih (Perbuatan makruh yang apabila dilakukan tidak mendapat dosa)
2. Makruh tahrim (Perbuatan makruh yang apabila dilakukan mendapat dosa).

Baca juga:https://kangprayit.blogspot.com/2019/10/bulan-ramadhan-berbagi-bersama-santri.html?m=1

Hukum tidak boleh disini adah makruh takhrimi (makhruh yang apabila dilakukan mendapatkan dosa) sehingga sebaiknya tidak dilakukan.

Terimakasih semoga bermanfaat.
Prayitno
#Kangprayit