Urgensi TPQ Dalam pembentukan karakter Generasi Bangsa.

Daftar Isi
Santri menata sandal (baca:alas kaki) Ustad
dan Temannya. (foto: kangprayit)

Anak merupakan amanah/ titipan Alloh Swt. dan merupakan kewajiban orang tua untuk mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna bagi orang lain dan menjadi hamba yang taat pada kholiqnya.

hal ini sampaikan Rosululloh saw dalam hadisnya:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

Sehingga pembentukan akhlaq anak menjadi sholih atau sholihah memiliki akhlaqul karimah merupakan tergantung orang tuanya.

Santri Kelas III TPQ AL-Irsyad Sidanegara
(Foto: kangprayit)

pertanggungan jawab atas titipan Alloh kelak juga akan dimintai pertanggungjawaban sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya :

Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelolaharta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“

Santri  kelas II TPQ AL- Isyad Sidanegara Kaligondang (foto: kangprayit)

Hal yang paling mendasar yang dapat diambil dari hadis diatas adalah bahwa dalam level apapun, manusia adalah pemimpin termasuk bagi dirinya sendiri. Setiap perbuatan dan tindakan  memiliki resiko yang harus dipertanggungjawabkan.

Setiap orang adalah pemimpin meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup di mana kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas.

selain itu kewajiban menjaga keluarga yang didalamnya ada anak terjrumus kedalam api neraka juga menjadikan kewajiban orang tua , sebagaimana firman Alloh Swt. dalam Al Qur'an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً

“Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka” (terj. Qs. At-Tahrim ayat 6).

Ayat di atas berisi perintah Allah Ta’ala kepada orang-orang beriman untuk melindungi diri dan keluarganya dari api neraka. Ini penting menjadi perhatian setiap Muslim yang beriman.

Santri kelas I TPQ dan TKQ AL IR-SYAD Sidanegara
(foto: kangprayit)

Sebab ukuran kesuksesan dan kebahagiaan manusia di akhirat kelak adalah ketika dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. “Setiap jiwa akan merasakan kematian, maka bangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka dia telah beruntung”. (terj. Qs. Ali-Imran ayat 185).

Diantara hal - hal yang dijaga adalah :
1. Aqidah, Ilmu aqidah sangatlah penting dikarenakan aqidah merupakan modal utama manusia (anak) mengenal dan mengimani Allah Swt, Malaikat, Rosul, kitab, hari akhir, qodlo qodar dan aqidah yang selamat akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Syariat, Ilmu syariat atau ibadah merupakan praktek atau ekspresi aqidah / keimanan manusia. Aqidah yang baik maka akan membawa manusia menjalankan ajaran syariat agamanyanya.
3. Akhlaq, Akhlaq menjadi puncak ibadah/ ketaqwaan manusia bilamana Iman dan ibadahnya baik maka akhlak akan menjadikan nilai manusia lebih tinggi / mulia dihadapan manusia lainnya serta dihadapan Alloh Swt.
Ketiga hal tersebut yang sangat mendasar agar kita dan keluarga kita selamat dari api neraka.

Dalam tanggungjawab mendidik tentunya yang utama dibutuhkan adalah bagaimana anak kita minimal memiliki ketiga ilmu agama tadi yang cukup bahkan dalam tentunya TPQ berperan utama agar memahami agama tidak sepotong- sepotong sehingga terbentuk menjadi anak yang moderat atau tawasut (ditengah-tengah) tidak radikal dan tidak liberal.

Selain Ilmu agama yang dalam dan luas dibutuhkan pula wawasan yang luas agar dalam hidup bermasyarakat mampu beradaptasi dan diterima oleh masyarakat secara keseluruhan tidak eklusif hidupnya.

Berbagai dasar baik Firman Allah swt atau sabda Nabi Muhammad saw diatas merupakan sebagian alasan - alasan yang mendasari betapa penting dan strategisnya pendidikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) bagi anak kita sebagai pondasi dalam membentuk karakter yang karimah yang kelak menjadi generasi bangsa yang unggul.

Nilai strategis TPQ dikarenakan awal anak - anak kita belajar agama dari lembaga non formal ini, masih ditambah dengan keikhlasan dan kesabaran para ustadz/ustadzah membimbing dan mendidik para santri menjadikan tumbuhnya anak kita berpengetahuan agama yang cukup serta berakhlaqul karimah.

Diawali dengan pengenalan huruf hijaiyah, hingga fasih membaca Al Quran, doa-doa harian, Asmaul husna,kaifiyah shalat, dasar - dasar Akhlaq, Pendidikan Mental spiritual, keterampilan menulis Arab, hingga pengetahuan dasar tentang dinul Islam.


Demikian semoga bermanfaat.(Prayitno)
• Penulis adalah Guru Honorer PAI SD N 1 Pagerandong Kaligondang.