Cerita Nabi: Jin di Masa Rasullulah

Daftar Isi

Ada jin yang setelah mendengar bacaan Al-Quran, beriman. Kisah pertemuan Rasullulah SAW dengan para jin.

Nabi Muhammad SAW kepada jin dan manusia. Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majum’al-fatawa, “ini perinsip yang disepakati di antara sahabat, tabiin, para imam, dan semua golongan muslimin, baik Ahlusunah waljamaah maupun lainnya.

Ketika mendengar Al-Quran dibacakan sekelompok jin segera beriman. Ini disebutkan dalam surat Al-jin ayat 1-2, yang artinya, “katakan lah (hai muhammad), Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Quran), lalu mereka berkata, sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan sekali-kali kami tidak akan menyekutukan seorang pun dengan tuhan kami. “(QS Al-Jin: 1-2).

Para jin yang mendengar bacaan Al-Quran dan beriman ini ialah yang disebutkan dalam surat Al-Ahqaf ayat 29-32, yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang Mendengarkan Al-Quran; maka tatkala mereka menghadiri pembacaan-(nya), mereka berkata, ’Diamlah kalian (untuk mendengarkannya).

Ketika pembacanya telah selesai mereka kembali lagi kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, hai kaumku sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan setelah Musa, yang mendengarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin ke pada kebenaran dan jalan yang lurus.

Hai kaumku, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah akan mengampuni kalian atas dosa-dosa kalian, dan melepaskan kalian dari azab yang pedih.

Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada bagianya pelindung selain Allah. Maka itu dalam kesesatan yang nyata. “

Jin ,para jin mendengar bacaan Al-Quran kemudian beriman, lalau pulang sebagai dai-dai yang menyeru kaum mereka kepada tauhid dan iman. Para dai tersebut menyampaikan kabar gembira dan ancaman kepada kaumnya.
 
Kisah para jin yang mendengarkan bacaan Al-Quran (yang dibacakan oleh Rasullulah SAW) diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibn Abbas, dalam sebuah hadis yang panjang sebagai berikut:
“Rasullulah SAW pergi dengan sekelompok sahabatnya ke pasar Ukazah. Ketika itu setan-setan terhalang dari berita langit (maksudnya, tidak dapat mengetahui berita datri langit) karena awan kelabu yang dikirimkan kepada mereka. Kemudian mereka kembali kepada kaumnumya. Lalau bertanyalah kaumnya, 'ada apa dengan kalian?’

‘kami terhalang dari berita langit dan dikirimkan awan kelabu yang menghalangi kami.
Kaumnya lalau berkata, ‘tidak ada yang menghalangi kalian dari berita langit kecuali ada sesuatu uang terjadi. Lihatlah apa itu yang menghalangi kalian dari berita langit.’

Maka bertolaklah kalian ke timur dan barat, mencari apa gerangan yang menghalangi mereka dari berita langit. Mereka yang maenuju ke tihamah pergi kepada Rasullulah, yang sedang ada disebuah kebun kurma dan bermaksud ke pasar Ukazah.

 Beliau sedang sholat suhur dengan para sahabat. Ketika mendengar bacaan Al-Quran, merka berkata, ‘Dengarkanlah itu. Lalau mereka berkata lagi, ‘Demi Allah inilah yang menghalangi kalaian dari berita langit.

Kemudian mereka kembali ke kaum takan, ‘sesungguhnya kami telah mandengarkan Al-Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang baru, lalau kami berimn kepadanya.’
Itulah awal mula jin mengenal risalah Rasullulah SAW.

Mereka mendengarkan bacaan Al-Quran tanpa diketahui oleh Rasullulah, lalau sekelompok di anatara merka beriman, kemudian pulang sebagai mubalig.

Setelah itu para utusan jin datang kepada Rasullulah untuk mendapatkan ilmu agama. Beliau memberikan waktu dan mengajarkan apa-apa yang Allah ajarkan kepada beliau, membacakan ayat-ayat Al-Quran dan menyampaikan berita langit. Itu terjadi di mekah sebelum hijrah.
 
Baik Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya maupun Imam Ahmad dalam Musnad-nya menceritakan dari ‘Alqamah, “Aku bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud, ‘apakah ada di anatara kalian yang menemani Rasullulah di malam ketika beliau berjumpa dengan jin?’

Abdullah bin mas’ud menjawab, ‘Tidak seorang pun di antara kami yang menemani beliau. Bahkan, kami pun bertanya-tanya: Apakah beliau terbunuh? Dibawa pergi? Apa yang beliau lakukan?’
Ketika datang waktu subuh atau waktu sahur, tiba-tiba beliau datang dari arah hira.

Kami menyapa Rasullulah dan mencari tahu apa yang telah dialami. Rasullulah bersabda, ‘sesungguhnya aku didatangi oleh seseorang penyeru dari bangsa jin. Maka aku datangi mereka, lalu aku bacakan ayat Al-Quran.’

Kemudian beliaupun pergi. Setelah itu beliau memperlihatkan kepada kami bekas-bekas mereka dan bekas-bekas api mereka.”

Dalam sebuah riwayat dari - Ath Thabri dari Mas’ud dikatakan, “aku menginap semala, dan aku bacakan bacaan Al-Quran kepada para jin yang beradadi Al-Huju.”
Di antara beliau bacakan ialah surah Ar-Rahman. Rasullulah SAW bersabda, “aku membacakannya (surat Ar-Rahman) kepada para jin. Ternyata mereka lebih baik tanggapannya (reaksinya) dari pada kalian. Setiap kali aku sampai pada ayat yang artinya. ‘Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?’, mereka mengatakan, ‘Tidak ada satu pun nikmat-Mu, Wahai Tuhan kami, yang kami dustakan. Milik-mu-lah segala pujia.” Hadis ini diriwayatkan oleh Al-BAZZAR, Al-Hakim, dan Ibnu Jarir dengan sanad sahih.
 
Malam itu bukanlah malam satu-satunya beliau berjumpa dengan para jin. Setelah itu beliau berjumpa berkali-kali dengan merek. Ketika menjelaskan tafshir suruh Al-Ahqaf, Ibnu katsir dalam tafsirnya menyebutkan beberapa hadis mengenai pertemuan Rasullulah dengan para jin. Antara lain disebutkan, ibnu Mas’ud berada dekat dengan Rasullulah pada saat satu malam itu.

Dalam sebuah riwayat yang tercantum dalam Shahih al-Bukhari disebutkan, sekelompok jin yang mendatangi beliau berasal dari Nashibin, salah satu desa di pelosok Yaman. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Aku didatangi utusan dari Nashibin. Lalu mereka meminta bekal makanan kepadaku. Maka aku berdoa kepada Allah agar, setiap kali melaalui tulang kotoran, mereka mendapatkan makanan daripadanya.”

• Sumber : Buku Al kisah,
• Penulis : Tresa Nur Sholihatun Santri Madin Irsyadul 'awwam Sidanegara Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah.
• Editor : Ahmad Prayitno.