Kisah Nabi Yunus
Daftar Isi
Faiz Alfian Penulis Cilik Madin Irsyadul 'awwam Sidanegara (foto: Kangprayit.com) |
Sudah tiga puluhan tahun berdakwah umatnya yang beriman hanya dua orang namun ia tetap tabah terus berdakwah.
Karena kaumnya tak mau mendengar ajakanya bahkan senantiasa dan mengejek dan menghina maka nabi Yunus bermaksud meninggalkanya.
Nabi Yunus pergi ke tepi pantai kebetulan ada kapal yang hendak berangkat Nabi ikut menumpang berlayar bersama nelayan dan para penumpang lainya.
Di tengah lautan kapal diterjang ombak badai, nakoda mengatakan kapal kelebihan muatan barang-barang sudah banyak yang dibuang tapi masih harus satu orang yang harus dibuang.
Nakoda mengadakan undian untuk semua orang yang namanya keluar akan dilempar ke laut tiga kali diundi nama nabi yunus selalu keluar.
Tak ada pilihan lain, berdasarkan kesepakatan maka nabi yunus harus dilempar ke tengah laut agar kapal tidak oleng karena kelebihan beban.
Begitu dilempar ke tengah samudra ada seekor ikan besar datang nabi yunus ditelan kedalam perutnya.
Nabi yunus sadar, mungkin semua ini adalah hukuman baginya. Ia telah meninggalkan kaumnya maka nabi yunus bersujud mohon ampun kepada-Nya.
Didalam perut ikan ia terus bertobat. Dalam gelap 40 hari lamanya istighfar mohon ampunan kepada allah.
Genap hari keempat puluh,ikan besar menepi ke pantai tubuh nabi yunus dimuntahkan dari mulutnya nabi yunus mendarat di tepi sungai Dajlah-yaman.
Karena terlalu lama berada dalam perut ikan tubuh nya menjadi lemah lunglai ia hanya bisa duduk di tepi sungai.
Sementara itu kaum nabi yunus ternyata telah beriman dan berobat, telah lama mereka mencari nabinya.
Nabi yunus bertemu dengan gembala dari situ ia tahu kaumnya telah menunggu sigembala segera pulang kerumah.
Si gembala memberi tahu keluarganya bahwa rasul yang dinantikan telah tiba kabar segera tersiar ke seluruh kota.
Penduduk kota berbondong-bondong menjemput kedatangan Nabi Yunus mereka telah bertobat dan memerlukan bimbingan seorang nabi.
Sejak saat itu Nabi Yunus memimpin 100.000 orang umatnya yang beriman karena umatnya beriman maka Allah memberikan karunia berupa kenikmatan hidup.
• Sumber: MB. Rahimsyah. AR, SERBA JAYA Surabaya
• Penulis : Faiz Alfian, Santri Madin Irsyadul 'awwam Sidanegara, Kaligondang, Purbalingga Jawa Tengah.
• Editor : Ahmad Prayitno.