MATERI KULTUM : Hikmah Dibalik Musibah

Daftar Isi

Bismillahi rohmaanirrohiim.

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Arab-Latin: A ḥasiban-nāsu ay yutrakū ay yaqụlū āmannā wa hum lā yuftanụn

Terjemah Arti: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?


PENDAHULUAN

Jika kita perhatikan fenomena Alam yang terjadi saat ini di negara kita bahkan dunia akhir- akhir ini, ternyata yang namanya musibah terjadi silih berganti, sejak musibah banjir, sunami, meletusnya gunung Sinabung di Sumatra Utara, gempa bumi di Kebumen, tanah longsor di Banjarnegara, Flu burung, dan musibah sekarang musibah pandemik Virus Corona dan musibah lainnya.

Kita tidak bisa gegabah mengatakan bahwa musibah ini merupakan ujian atau bahkan azab, sebab derajat iman manusia di negara kita ini bermacam-macam, maka setatus musibah itu pun tergantung kepada siapa yang menerima musibah tadi.

SETATUS MUSIBAH

Paling tidak ada 3 macam setatus musibah bagi umat manusia di negara kita, yakni:
1. Setatus Musibah Sebagai Ujian
Musibah semacam ini ditunjukan bagi orang-orang yang beriman yang sudah konsisten dengan imannya. Mereka sudah melaksanakan perintah-perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, Sholat, Zakat, Puasa sudah laksanakan Mencuri, berzina, minum-minuman keras dan lain sebagainya yang termasuk laranyan Allah, sudah dajalankan, tetapi musibah tetap datang.

Ini ujian, karena Alkah swt telah berfirman dalam Al qur'an surah Al Ankabut ayat 2 yang intinya bahwa orang yang sudah beriman, untuk memantapkan dan meningkatkan drajat keimannya, mereka akan diuji oleh Alaah swt, apapun bentuknya. Sebagai mana ayat yang saya tulis diawal pembahasan.

2.Setatus Musibah sebagai teguran atau peringatan.

Musibah semacam ini ditunjukan bagi orang Mukmin yang tidak konsisten dengan imannya. Mereka masih suka melanggar rambu-rambu allah swt, bahkan kadang merusak tatanan alam. Hal ini dutegaskan Allah dalam Al qur'an :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)

Di samping itu, peringatan ini juga ditujukan kepada mereka yang tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah swt. Sudah diberi berbagai macam nikmat malah kufur (menutup) nikmat artinya hatinya tidak meyakini apa yang diterimanya merupakan dari Allah.

Hal ini sudah di sampaikan Allah swt dalam Al Qur'an Surat Annhl Ayat 112 yang berbunyi :

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ
ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ

Arab-Latin: Wa ḍaraballāhu maṡalang qaryatang kānat āminatam muṭma`innatay ya`tīhā rizquhā ragadam ming kulli makānin fa kafarat bi`an'umillāhi fa ażāqahallāhu libāsal-jụ'i wal-khaufi bimā kānụ yaṣna'ụn

Terjemah Arti: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Coba kita renungkan ! Kita ini hidup di negeri agraris yang subur, iklimnya bersahabat karena berada di Khoththul Istiwa' atau garis katulistiwa, perut buminya mengandung berbagai macam barang tambang, di kelilingi lautan yang sangat luas yang penuh dengan kekayaan bahari.

Semuanya merupakan karunia Allah yang di berikan kepada kira untuk bekal ibadah, yang tentunya wajib kita syukuri. Namu jika kita mau intropeksi diri, masih banyak penduduk negeri kita ini yang lupa bersyukur, lupa kewajibannya sebagai hamba Allah yang harus mengabdi kepada-Nya. Padahak Allah sudah menyampaikan dalam Al Qur'an Surah Adzariyat ayat 56.

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Arab-Latin: Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn

Terjemah Arti: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Hal inilah yang menurut kami menjadi salah satu faktor tang dapat mengundang murkanya Alla.

Dan pelanggaran kita bukan hanya enggan sholat, melainkan masuk di dalamnya perbuatan maksiat lainnya yang tak kunjung jera. Di tambah lagi dengan perusakan taranan alam yang membuat allah tambah murka. Padahal bila Allah swt murka, bukan mustahil bencana alam berikutnya akan terjadi, yang menjadi korban tidak pandang bulu orang baik sekalipun ikut teebabad habis.
Sebagaimana sabda Rosululloh saw yang artinya:

" Jika Allah Mengadzab suatu kaum, adzab itu akan menimpa siapa saja yang tinggal bersama mereka. Kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan amal mereka masing-masing." (H.R.Bukhari Muslim).

3.Musibah sebagai siksaan.

Musibah yang di terapkan Allah sebagai Adzab, misalnya terhadap kaum tsamud yang mendustakan hari qiyamat. Mereka dihancurkan Allah dengan sambaran petir yang amat sangat dahsyat, sebagaimana keterangan dalam Al qur'an Surat Al Haaqoh ayat 4 yang berbunyi:

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَٰنِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى ٱلْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ

Arab-Latin: Sakhkharahā 'alaihim sab'a layāliw wa ṡamāniyata ayyāmin ḥusụman fa taral-qauma fīhā ṣar'ā ka`annahum a'jāzu nakhlin khāwiyah

Terjemah Arti: Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).

Juga apa yang terjadi pada kaum 'ad, mereka di binasakan Allah swt dengan angin dingin yang mematikan. Al quran Surah Al Haaqqoh atat 7 menyebutkan yang artinya:

Untuk itu kami menghimbau :

Bagi mereka yang telah beriman dan konsisten dengan imannya, yaqinlah bahwa musibah itu merupakan ujian dari Allah yang harus di hadapi dengan sabar, karena dengan sabar yakni dengan mengembalikan dan memasrahkan segalanya kepada alla, pasti akan memperoleh hikmah berupa rahmat dan anugrah dari allah swt sebagai janji allah dalam Al- qur'an surat Al Baqarah ayat 157.

Bagi saudara-saudara kami seagama yang masih melanggar larangan Allah, Hentikannlah pelanggaran itu dan bertaubatlah, karena sebenarnya musibah-musibah yang kita alami itu merupakan peringatan dan teguran dari Allah agar tudak mengulangi pelanggarannya itu .Demikian pula kepada saudara-saudara yang lupa bersyukur.

Kepada mereka yang lupa akan Tuhannya, hendaklah segera ingat bahwa kita ini ciptaan Allah yang diciptakan hanya untuk mengabdi kepada-Nya sedangkan apa yang dimiliki manusia sebenarnya hanya titipan Allah karena hakikatnya milik allah yang harus disyukuri.

Jika mau bersyukur, kenikmatan pasti akan ditambah, namun jika kufur, bukan mustahil musibah lebih dahsyat akan di timpakan kepada kita. Na'udzubillahi mindzaalik !.

Kami berharap semoga musibah yang terjadi ini yang di sebabakan Covid -19 atau Virus Corona, semuanya membawa berkah dan hikmah yang besar bagi kita semua, bagi insan beriman bisa naik derajat imannya karena sabar, bagi insan beriman yang lalai segera ingat, taubat dan kembali ke jalan yang benar, dan bagi yang belum beriman agar mau beriman kepada Allah swt. Amiin.

• Refrensi : H.S.Usman AM, Asyifa.