PUASA ROMADLON DAN RAHASIANYA

Daftar Isi
Ibnu Qudamah dalam kitab Mukhtashor Minhajul Qosidin,berkata:
Ketahuilah bahwa puasa mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh selainnya, yaitu puasa disandarkan kepada Allah SWT langsung.


Sebagaimana firman Allah:

كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به ] »رواه الإمام البخاري في صحيحه ج2 ص226 من حديث أبي هريرة رضي الله
.[عنه

"Kulu 'amalibniadama lahu illashouma fainnahu lii wannaa ajzii bihi "

Artinya: : “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung ”. (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Penyandaran ini cukup memberinya kemuliaan sebagaimana al-Bait (Ka'bah) mendapat kemuliaan dengan disandatkan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah:

وَط هِّ رْ بَي تِّيَْ

"WATHOHIR BAITII)

"Sucikanlah rumah-KU" (QS. Al-Hajj [22] : (26).

Puasa memiliki keutamaan dikarenakan dua perkara:
1. Puasa merupakan sebuah amalan yang sangat privasi, dimana orang tidak ada yang tahu kalau seseorang sedang berpuasa. Sehingga ibadah puasa sangat sulit kemasuka penyakit riya'.
 
2. Puasa mampu mengalahkan setan, dikarenakan senjata setan adalah hawa nafsu dan syahwat yang akan menjadi kuat dengan makan dan minum. Selama lahan hawa nafsu dan syahwat itu subur maka selama itu pula setan akan terus mendatangi tempat tersebut.

Sebaliknya mengendalikan hawa nafsu dan syahwat dengan berpuasa akan mempersempit jalan-jalan setan unntuk mendatanginya.

RAHASIA DAN ADAB-ADAB PUASA


Puasa memiliki tiga tingkatan :
1. Puasa umum
2. Puasa khusus dan
3. Puasa istimewa.

1. Puasa umum adalah menahan perut dan kelamin dari hal-hal yang membatalkan puasa.
 
2. Puasa khusus adalah menahan pandangan, lisan, tangan, kaki, pendengaran, dan anggota badan lainnya dari dosa-dosa.
 
3. Puasa istimewa adalah puasa hati dari keinginan-keinginan yang rendah, pikiran-pikiran yang menjauhkan dari Allah dan menahan diri untuk tidak melakukan kesyirikan secara total.

Dan diantara adab puasa khusus adalah menundukkan pandangan dan menjaga lisan dari mengucapkan kata-kata yang menyakiti, berupa kata-kata yang haram atau makruh atau kata-kata yang tidak berguna, serta mampu menjaga anggota tubuh lainnya dari perbuatan maksiat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

مَنْ لمَْ يدََعْ قَولَْ الزوُّرْوَا لعَمَلَْ بهْ فَليَسَْ لِلّْهْ  حَجَةْ فىْ أ نَْ يدَعَْ طعََامَهْ وَشَرَابهَْ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
 
Adab yang lain adalah hendaknya tidak mengisi penuh perutnya dengan makanan ketika berbuka, Sebaiknya ia makan sebatas yang dibutuhkan. Rasulullah SAW bersabda:

ْما ملأْ آدميٌّْ وعاءً شرًّا من بطن، بحسبْ ابنْ آدمْ أكلات يقُمنْ صلبهَ، فإن كان لا محالة، فثلُثٌْ لطعامه،ْوثلثٌْ لشرابه،ْوثلثٌْ

لنفسَِّ
" Maa mala adamiyu wi'aan syaron minbathni bihasbibniadama akilatun yaqumuna sholbahu fain kaana laa mahaalata fatsulutsun litho'aamihi watsulutsun lisyaroobihi, Watsulutsatun linafasin"

Cukuplah bagi anak adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya) maka hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, sepertiga untuk bernafas”.H.R.(Ahmad).


Bila diawal malam (ketika berbuka)sudah kenyang, maka ia tidak bisa mengambil manfaat dari sisa malamnya, demikian juga ketika ia makan dengan kenyang ketika sahur, maka ia tidak bisa mengambil manfaat di waktu pagi hari sampai menjelang dhuhur, dikarenakan banyak makan menjadikan kemalasan dan menjadikan badan berat, kemudian ia menghilangkan tujuan dari puasa itu sendiri, dengan banyak makan maka orang yang berpuasa tidak akan merasakan rasa lapar.

Demikian juga diantara tujuan berpuasa adalah meninggalkan semua yang diinginkan.


• Penulis : Widi , Santri Madin Irsyadul 'awwam Sidanegara, Kaligondang, Purbalingga Jawa Tengah.
• Editor : Ahmad Prayitno