Materi Pendidikan Agama Islam Kisah Nabi Harun a.s, Musa a.s Kelas 4

Daftar Isi

 Asalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh

Selamat pagi semoga kita semua selalu dicurahkan nikmat dan sehat oleh Alloh swt amiin.

Sebelum kita belajar materi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti disemester Dua ini jangan lupa kita awali dengan berdoa memohon kepada Alloh agar kegiatan dapat berjalan lancar dan dapat difaham serta bermanfaat dapat diamalkan.

Seperti biasa diawali surah Al Fatihah dan doa sebelum belajar yah..

Baik selanjutnya hari ini kita akan belajar Pelajaran 5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tentang Kisah Kerendahan Hati Zulkifli a.s.

Sungai Nil


B. Kisah Kerendahan Hati Nabi Zulkifli a.s.

Nama asli Nabi Zulkifli a.s. adalah Basyar putra Nabi Ayyub bin Amush bin Tawakh bin Rum bin al-Áish bin Ishaq a.s.bin Ibrahim a.s. Beliau diperkirakan hidup pada 1500 – 1425 SM (sebelum Masehi). Beliau diutus di Damaskus dan sekitarnya.

Diceritakan, kala itu Raja Israil, Ilyasa’ sudah tak berdaya menjalankan pemerintahan karena sudah lanjut usia. Ia membutuhkan calon pemimpin penggantinya. Raja Ilyasa’ tidak memiliki pewaris kerajaan. 

Sang Raja akhirnya mengumpulkan rakyatnya untuk meminta kesediaan mereka menggantikannya sebagai pemimpin Bani Israil dengan beberapa persyaratan. Syarat itu, antara lain berpuasa pada siang hari, beribadah pada malam hari, dan tidak boleh bersikap marah. 

“Adakah yang sanggup dari kalian?” tanya Raja Ilyasa’

Ternyata tidak mudah menemukan calon pengganti raja karena tak ada yang mengajukan diri dengan persyaratan itu hingga seorang pemuda menawarkan diri untuk menggantikan raja. Pemuda itu bernama Basyar.

Awalnya, Raja Ilyasa’ tidak percaya Basyar sanggup memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang Raja. Namun Basyar berusaha meyakinkan Raja Ilyasa’. 

Beberapa kali Basyar menyatakan kesanggupannya. Raja akhirnya percaya. 

Itulah sebabnya Basyar dipanggil dengan nama Zulkifli yang artinya orang yang sanggup memegang janji. Beliau menepati janjinya secara tulus dan penuh kesabaran untuk bangun salat di waktu malam, berpuasa di siang hari, dan tidak marah dalam menetapkan putusan hukum. Basyar adalah putra Nabi Ayyub a.s.

Setelah menjadi raja, Zulkifli a.s. tidak pernah marah. Beliau benar-benar menjaga pengaturan waktu tidur dan waktu-waktu lain untuk mengurus umatnya. 

Sekalipun berpuasa pada siang hari, Nabi Zulkifli senantiasa mampu melayani rakyatnya. Saat malam datang, beliau manfaatkan waktunya untuk beribadah kepada Allah. Nabi Zulkifli a.s. di dalam Al-Qur’an termasuk dalam golongan orang-orang yang saleh dan sabar.

Allah Swt. berfirman:

اَمِ اتَّخَذُوْٓا اٰلِهَةً مِّنَ الْاَرْضِ هُمْ يُنْشِرُوْنَ
Terjemahan
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang yang mati)?

Serta firman Alloh SWT. Yang terjemahannya


Dan ingatlah Ismail, Ilyasa‘ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. (Q.S. Sad/38:48)

(Dari berbagai sumber)

C. Kisah Kasih Sayang Nabi Harun a.s.

Silsilah Nabi Harun a.s. sampai pada Nabi Ya’qub a.s. Ia bernama Harun bin Imran bin Qahas\ bin Azar bin Lawi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Harun a.s. diperkirakan hidup pada 1531-1408 SM (sebelum Masehi).

Nabi Harun a.s. adalah kakak kandung Nabi Musa a.s. Harun diutus menjadi rasul oleh Allah untuk menemani Nabi Musa dalam berdakwah kepada Fir’aun dan Bani Israil. “Dan Kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun, menjadi seorang nabi.” (Q.S. Maryam/19: 53)

Tutur kata Nabi Harun fasih, perilakunya santun, dan kesetiaannya kepada Nabi Musa a.s. sangat besar. Nabi Harun a.s. adalah juru bicara Nabi Musa a.s. ketika menghadapi 

Fir’aun atau umat Nabi Musa. Kesetiaan Harun a.s. diabadikan di dalam Al-Qur’an.

Bacalah surah Taha/20:47 berikut ۗ

Terjemahannya: 

“Maka pergilah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dan katakanlah, “Sungguh, 

kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka. 

Sungguh, kami datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.” (Q.S.Taha/20:47)

Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. selalu membela orang yang tertindas. 

Kaum Bani Israil yang tertindas berhasil mereka selamatkan. Nabi Musa a.s. meninggalkan Bani Israil selama 40 hari untuk menemui Tuhan di puncak Gunung Sinai. Kemudian, Nabi Musa memerintahkan Nabi Harun a.s. untuk menjaga umatnya selama ia pergi, jangan sampai mereka kufur dan berpaling dari menyembah Allah Swt.

Musa berkata kepada Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang yang melakukan kerusakan.” Lalu, Nabi Musa pergi dan naik ke Gunung Tursina untuk berkhalwat dan berpuasa selama 40 hari. 

Kepergian Musa ke Tursina merupakan ujian yang berat bagi Bani Israil. Tidak sedikit dari mereka yang tidak tahan uji, kemudian menyekutukan Allah Swt. dengan menyembah patung anak sapi yang dibuat dari emas oleh Samiri. 

Mereka menyembah patung tersebut setelah dihasut Samiri dengan tipu muslihat. 

Harun a.s. sudah mengingatkan mereka bahwa perbuatan itu adalah dosa besar. Namun, segala nasihat dan peringatannya tidak dipedulikan sama sekali. Mereka terus saja menyembah patung anak sapi itu. 

Setelah 40 hari dari kepergian Nabi Musa a.s. ke Gunung Tursina, Nabi Musa kembali kepada kaumnya. Ia terkejut dengan perbuatan menyembah patung anak sapi yang dilakukan oleh kaumnya itu. 

Nabi Musa tidak hanya marah kepada kaumnya, tetapi juga marah kepada Harun. Kemudian, dengan tanpa sadar, Nabi Musa memegang kepala dan janggut Nabi Harun dengan agak keras.

Nabi Musa bertanya kepada Harun, “Hai, Harun, apa yang menghalangi kamu ketika melihat mereka telah sesat (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? 

Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?”

Harun menjawab, “Hai, putra ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan pula kepalaku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku), Kamu telah memecah Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku.”

Harun pun bercerita kepada Musa, bahwa sesungguhnya mereka hampir hampir membunuhnya. Hal itu terjadi karena ajakan seseorang yang bernama Samiri.

Harun berkata, “Wahai, anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku. Janganlah engkau permalukan aku di depan orang-orang, dan jangan engkau jadikan aku sebagai orang yang zalim.”

Musa a.s. sadar dan merasa bersalah, lalu berdoa kepada Allah:

ِّٰterjemahnya: 

“Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.” (Q.S. al-A’raaf/7:151)

Nabi Musa langsung meninggalkan Harun dan pergi mencari Samiri. Saat bertemu Samiri, Musa berkata, “Pergilah kamu dari sini bersama pengikutmu. 

Patung sapi yang menjadi tuhanmu itu akan aku bakar, kemudian akan aku hanyutkan ke dalam laut. Kamu dan pengikutmu pasti mendapatkan siksa.”

Nabi Harun a.s. hidup selama 122 tahun. Beliau wafat di daerah Tih sebelas bulan sebelum kematian Nabi Musa. Mengenai Bani Israil, mereka memang banyak bicara dan suka membangkang, tetapi dengan kesabaran Musa dan Harun, sebagian mereka dapat dibimbing mengikuti syariat Allah, seperti yang terkandung di dalam Taurat ketika itu.

Setelah Harun dan Musa meninggal dunia, Bani Israil dipimpin oleh Yusya bin Nun. Namun setelah Yusya meninggal dunia, lama kelamaan sebagian besar mereka meninggalkan ajaran Taurat. Bahkan, di antara mereka ada sekelompok orang yang mengubah hukum di dalam kitab tersebut sehingga menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat. Akhirnya, terjadi perpecahan di kalangan Bani Israil.

(Dari berbagai sumber)


D. Kisah Keberanian Nabi Musa a.s.

Nama Nabi Musa a.s. paling banyak disebut dalam Al-Qur’an. Namanya Musa bin Imran bin Qahas\ bin Azar bin Lawi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Dilihat dari silsilahnya, Nabi Musa keturunan Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim a.s. Nabi Musa diperkirakan hidup pada 1527-1407 SM (sebelum Masehi). 

Ia diutus sebagai rasul di daerah Sinai, Mesir.Allah menjaganya sejak kecil dari rencana jahat Fir’aun. Musa juga diberi gelar Kalimullah karena Allah berfirman langsung kepadanya di Gunung Tsur. 


Ayo belajar kisah keberanian Nabi Musa a.s.!

Sekelompok Bani Israil telah menetap di daerah Mesir setelah pindah dari negeri Kan’an pada masa Nabi Yusuf a.s. Mereka pemeluk agama tauhid yang berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim. 

Berbeda dengan Fir’aun dan pengikutnya yang menyembah patung dan berhala. Seiring waktu, perkembangan Bani Israil semakin pesat.

Fir’aun dan pengikutnya khawatir jika Bani Israil mencampuri urusan agama dan kehidupan masyarakat Mesir. Akhirnya, Fir’aun menyiksa Bani Israil. Allah Swt. berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun dan) pengikut￾pengikut Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. 

Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.” (Q.S. Al-Baqarah/2: 49)

Di tengah kesulitan yang dirasakan Bani Israil, Allah berkehendak atas kelahiran Musa. Sang ibu pun menyembunyikan berita kelahirannya. Firman Allah Swt., “Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). 

Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” (Q.S. al-Qas]as]/28: 7)

Janji Allah terbukti untuk menjaga bayi Musa. Fir’aun memperbolehkan istrinya mencari ibu yang mau menyusui bayi. Dia pun menemukan ibu Musa dan memintanya agar menyusui bayi. Musa dibesarkan di lingkungan istana Fir’aun.

 Ketika dewasa, Allah memberinya ilmu dan hikmah. Pada suatu hari, seorang Mesir memaksa pemuda Bani Israil bekerja untuknya. Pemuda Bani Israil itu meminta bantuan Musa. Musa menolongnya dan memukul orang Mesir itu. Orang itu pun lalu meninggal dunia. 

Pada hari lain, pemuda Bani Israil itu kembali berkelahi dengan orang Mesir yang lain. Pemuda Bani Israil kembali meminta bantuan kepada Nabi Musa. Akan tetapi Nabi Musa malah membentak dan memarahi pemuda Bani Israil itu karena seringnya berbuat buruk. Pemuda Bani Israil itu mengira Nabi Musa hendak membunuhnya. Dia bergegas bertanya, “Apakah engkau akan membunuhku seperti orang Mesir kemarin?”

Mendengar cerita pembunuhan itu, orang Mesir tersebut segera menemui kaumnya. Ia menceritakan apa yang terjadi. Fir’aun pun segera mengirim pasukan .

Bacalah Kisah di bawah ini

untuk mencari Musa agar mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, seseorang yang menyayangi Musa segera memberitahunya setelah mendengar perintah di istana. Dia meminta Musa meninggalkan ancaman Fir’aun. Musa pergi ke Madyan, daerah di bagian barat laut Jazirah Arab.

Di Madyan, Musa tinggal di rumah orang tua yang beriman. Melihat keluhuran akhlak dan tanggung jawab Musa, orang tua itu menikahkan Musa dengan salah satu putrinya. Setelah beberapa lama tinggal di Madyan, Musa ingin kembali ke Mesir.

Dalam perjalanan menuju Mesir, Musa tersesat di Bukit Tursina. Malam terasa dingin. Musa melihat cahaya api dari kejauhan. Musa memerintahkan keluarganya untuk tetap di tempat. Ia hendak mencari api untuk penerangan. 

Tatkala sampai di tempat api yang dituju, Allah berfirman kepadanya, “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.” (Q.S. T]a>ha>/20: 14)

Hal ini menjadi tanda awal kenabian Musa. Allah mengutus pula saudaranya, Harun, sebagai pendamping.

Allah memerintahkan mereka berdua agar bertutur kata lembut saat memperingatkan Firáun. Mereka berdua juga diperintahkan untuk mengatakan, “Kami adalah utusan Tuhan semesta alam kepadamu. 

Lepaskanlah Bani Israil dan jangan siksa mereka. Keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk.”Firáun dikuasai oleh kesombongan. Dia berkata kepada Musa, “Bukankah kami yang mengasuhmu sewaktu kecil?” Firáun menyebutkan segala kebaikan terhadap Musa, bahkan mengejek dan menuduh Nabi Musa dan Nabi Harun melakukan sihir. 

Firáun memerintahkan tukang sihirnya untuk menghadapi mereka berdua. Ahli sihir Firáun melemparkan tali-tali dan menyihirnya menjadi ular untuk menandingi Musa. Nabi Musa lantas melemparkan tongkatnya. Seketika, atas pertolongan Allah, tongkat Musa berubah menjadi ular dan menelan ular jejadian ahli sihir Firáun.

Melihat mukjizat itu, ahli sihir Firáun pun meyakini Musa dan syariát Allah. Mereka bahkan tidak lagi memedulikan ancaman Firáun. Mereka berkata, “Kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. 

Musa berdoa kepada Allah agar menurunkan azab bagi Firáun dan pengikutnya. 

Allah berfirman, “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (Q.S. al-A’raf/7: 133)

Firáun dan pengikutnya tak berdaya akan azab ini. Dia meminta Nabi Musa untuk berdoa kepada Allah Swt. agar menghentikannya. Firáun berjanji tidak akan melakukan penyiksaan kepada Bani Israil. Nabi Musa mengabulkan permohonan mereka. Namun, Firáun mengingkari janjinya. 

Bani Israil meminta kepada Nabi Musa agar membawa mereka keluar dari Mesir. Nabi Musa pun membawa kaumnya ke negeri Kanán melewati Sinai. 

Firáun dan bala tentaranya mengejar mereka. Namun, Nabi Musa dan kaumnya dapat menyeberangi Laut Merah dengan mukjizat dari Allah. Firáun dan bala tentaranya pun ikut menyeberangi laut mengejar Musa dan kaumnya. Akan tetapi, Allah menenggelamkan Firáun dan bala tentaranya.

Nabi Musa a.s. dan kaumnya tiba di padang pasir Sinai. Setelah melihat banyak perbedaan daerah itu dengan negeri Sungai Nil yang subur (Mesir), Bani Israil mengajukan berbagai permintaan. 

Nabi Musa a.s. telah menerima Taurat. Di dalamnya terdapat beragam syariat dari langit. Kaumnya mulai menyeleweng, terlebih ketika Nabi Musa pergi untuk menerima lembaran wahyu. Samiri telah memengaruhi Bani Israil untuk menyembah anak sapi hingga meminta kepada Nabi Musa untuk membuat patung sapi untuk disembah.

Nabi Musa a.s. mengecam permohonan mereka. Nabi Musa a.s. ingin menjadikan Kota Ariha (Jericho) sebagai pusat pemerintahan. Namun, kaumnya menolak, “Mereka berkata, Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama 

Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (Q.S. al-Ma>’idah/5: 24)

Pada saat mereka menolak untuk memasuki kota yang disucikan itu, mereka dibalas dengan azab. Mereka tersesat di Lembah Tih selama 40 tahun. 

Beberapa tahun setelahnya, Nabi Harun wafat dan disusul Nabi Musa a.s. Bani Israil baru merasakan buruknya perbuatan dan perlakuan mereka terhadap Nabi Musa a.s. Karena itu, mereka mengangkat Yusya bin Nun sebagai raja. 

Yusya membawa Bani Israil menyeberangi Sungai Jordan (asy-syari>áh) menuju Kota Ariha dan menetap di sana.

Sumber : al-Maghluts, Sami bin Abdullah bin Ahmad. Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008, 140-141.

Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).”(Q.S. T]a>ha/20: 73)

Firáun berencana membunuh Nabi Musa dan makin keras menyiksa Bani Israil. Nabi Musa meminta Bani Israil untuk menguatkan jiwa dan bersabar.


Musa berdoa kepada Allah agar menurunkan azab bagi Firáun dan pengikutnya. 

Allah berfirman, “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (Q.S. al-A’raf/7: 133)

Firáun dan pengikutnya tak berdaya akan azab ini. Dia meminta Nabi Musa untuk berdoa kepada Allah Swt. agar menghentikannya. Firáun berjanji tidak akan melakukan penyiksaan kepada Bani Israil. Nabi Musa mengabulkan permohonan mereka. Namun, Firáun mengingkari janjinya. 

Bani Israil meminta kepada Nabi Musa agar membawa mereka keluar dari Mesir. Nabi Musa pun membawa kaumnya ke negeri Kanán melewati Sinai. 

Firáun dan bala tentaranya mengejar mereka. Namun, Nabi Musa dan kaumnya dapat menyeberangi Laut Merah dengan mukjizat dari Allah. Firáun dan bala tentaranya pun ikut menyeberangi laut mengejar Musa dan kaumnya. Akan tetapi, Allah menenggelamkan Firáun dan bala tentaranya.

Nabi Musa a.s. dan kaumnya tiba di padang pasir Sinai. Setelah melihat banyak perbedaan daerah itu dengan negeri Sungai Nil yang subur (Mesir), Bani Israil mengajukan berbagai permintaan. 

Nabi Musa a.s. telah menerima Taurat. Di dalamnya terdapat beragam syariat dari langit. Kaumnya mulai menyeleweng, terlebih ketika Nabi Musa pergi untuk menerima lembaran wahyu. Samiri telah memengaruhi Bani Israil untuk menyembah anak sapi hingga meminta kepada Nabi Musa untuk membuat patung sapi untuk disembah.

Nabi Musa a.s. mengecam permohonan mereka. Nabi Musa a.s. ingin menjadikan Kota Ariha (Jericho) sebagai pusat pemerintahan. Namun, kaumnya menolak, “Mereka berkata, Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (Q.S. al-Ma>’idah/5: 24)

Pada saat mereka menolak untuk memasuki kota yang disucikan itu, mereka dibalas dengan azab. Mereka tersesat di Lembah Tih selama 40 tahun. 

Beberapa tahun setelahnya, Nabi Harun wafat dan disusul Nabi Musa a.s. Bani 

Israil baru merasakan buruknya perbuatan dan perlakuan mereka terhadap Nabi Musa a.s. Karena itu, mereka mengangkat Yusya bin Nun sebagai raja. 

Yusya membawa Bani Israil menyeberangi Sungai Jordan (asy-syari>áh) menuju Kota Ariha dan menetap di sana.

Sumber : al-Maghluts, Sami bin Abdullah bin Ahmad. Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008, 140-141.


RANGKUMAN

1. Nabi Ayyub a.s. terkenal sebagai seorang Nabi yang sangat tabah 

dalam setiap ujian atau menerima cobaan dari Allah Swt. Beliau 

dikenal sebagai mukmin sejati, ahli ibadah, tekun dan sangat santun, 

serta sabar dalam menerima musibah. Nabi Ayyub a.s. adalah seorang 

yang kaya raya dengan harta yang berlimpah. Meskipun dirinya kaya, 

tetapi Nabi Ayyub a.s. tetap tidak sombong dan selalu berbagi dengan 

sesama yang tidak mampu juga kepada anak-anak yatim.

2. Nabi Zulkifli adalah anak Nabi Ayyub. Nama sebenarnya adalah Basyar 

bin Ayyub. Nama Zulkifli diperoleh setelah ia sanggup menjalankan 

per

intah raja. Arti Zulkifli adalah yang mempunyai kesanggupan. Nabi 

Z

ulkifli a.s. adalah orang yang sabar luar biasa dan tekun beribadah.


AYO KERJAKAN LATIHAN SOAL PAI :

I. Pilihlah jawaban A, B, C, atau D yang benar!

1. Ia seorang nabi yang memperoleh limpahan karunia, tetapi diuji dengan kebinasaan dan kehancuran anugerah itu, bahkan dengan penyakit yang diderita. Namun, ia tetap sabar dan tabah menghadapi setiap ujian hidup. 

Nabi yang dimaksud adalah ….

A. Nabi Musa a.s.

B. Nabi Zulkifli a.s.

C. Nabi Ayyub a.s.

D. Nabi Harun a.s.

2. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Keturunan Nabi Ishaq a.s. bin Nabi Ibrahim a.s.

(2) Diutus oleh Allah di daerah Hauran dan Tih

(3) Memiliki mukjizat dapat membelah Laut Merah

(4) Memiliki istri salehah, putri Nabi Yusuf a.s.

Pernyataan yang sesuai dengan kisah Nabi Ayyub a.s. ditunjukkan oleh nomor ….

A. (1), (2), dan (3)

B. (1), (2), dan (4)

C. (1), (3), dan (4)

D. (2), (3), dan (4)

3. Di rumah Nabi Ayyub memiliki beberapa meja makan yang dibuat untuk tempat makan orang-orang fakir dan miskin serta para tamu. Beliau gemar membantu anak-anak yatim, para janda, dan memuliakan tamu.

Keteladanan Nabi Ayyub a.s. dari kutipan kisah di atas adalah ….

A. berani

B. rendah hati

C. kasih sayang

D. dermawan

4. Allah mengabulkan permintaan Nabi Ayyub a.s. dan menghilangkan musibah yang menimpanya, seraya berfirman, “Letakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk diminum (sebagai penyembuh).”Hikmah dari kisah di atas adalah ….

A. sabar dalam menghadapi ujian

B. perlunya usaha manusia untuk mengubah nasib dirinya

C. rendah hati dalam setiap keadaan

D. berani membela kebenaran

5. Ternyata tidak mudah menemukan calon pengganti Raja Ilyasa’ karena tak ada yang mengajukan diri dengan persyaratan yang berat hingga seorang pemuda menawarkan diri untuk menggantikan raja. Pemuda itu bernama Basyar. Kisah yang dimaksud adalah ….

A. Nabi Musa a.s.

B. Nabi Zulkifli a.s.

C. Nabi Ayyub a.s.

D. Nabi Harun a.s.

6. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Ia merupakan putra Nabi Ayyub a.s.

(2) Ia diasuh Firáun sejak bayi.

(3) Ia dapat menghidupkan orang mati.

(4) Ia diutus oleh Allah di daerah Damaskus.

Pernyataan yang sesuai dengan kisah Nabi Zulkifli a.s. adalah ….

A. (1) dan (2)

B. (1) dan (4)

C. (2) dan (3)

D. (2) dan (4)

7. Di bawah ini yang tidak termasuk kisah keteladanan Nabi Zulkifli a.s. adalah ….

A. berpuasa di siang hari

B. berpuasa setiap selang sehari

C. selalu mendirikan salat malam

D. tidak marah ketika menentukan putusan hukum 

8. Ia adalah kakak kandung Nabi Musa a.s. Ia diutus menjadi rasul oleh Allah untuk menemani Nabi Musa dalam berdakwah kepada Fir’aun dan Bani Israil. Nabi yang dimaksud adalah …

A. Nabi Daud a.s.

B. Nabi Isa a.s.

C. Nabi Harun a.s.

D. abi Ayyub a.s.

9. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Ia diutus oleh Allah di daerah Sinai 

(2) Ia keturunan Nabi Ya’qub a.s.

(3) Ia memiliki sikap sabar dalam menghadapi ujian hidup

(4) Ia memiliki mukjizat tidak mempan dibakar

Pernyataan yang sesuai dengan kisah keteladanan Nabi Harun a.s. adalah ….

A. (1) dan (2)

B. (1) dan (3)

C. (2) dan (3)

D. (2) dan (4)

10. Nabi Harun a.s. selalu membela orang yang tertindas. Bersama saudara￾nya, Nabi Musa a.s., ia mendampingi Bani Israil untk keluar dari penindasan Firáun.Hikmah dari kisah di atas adalah ….

A. sabar dalam menghadapi ujian

B. kasih sayang terhadap sesama

C. rendah hati dalam setiap keadaan

D. berani membela kebenaran

11. Ia juga diberi gelar Kalimullah karena Allah berfirman langsung kepadanya di Gunung Thur. Nabi yang dimaksud adalah ….

A. Nabi Daud a.s.

B. Nabi Isa a.s.

C. Nabi Harun a.s.

D. Nabi Musa a.s.

12. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Ia diutus oleh Allah di daerah Sinai.

(2) Ketika bayi, ia dihanyutkan di Sungai Nil.

(3) Ia dinikahkan dengan putri orang tua yang beriman di Madyan

(4) Ia seorang raja pengganti Raja Ilyasa’

Pernyataan yang sesuai dengan kisah keteladanan Nabi Musa a.s. adalah ….

A. (1), (2), dan (3)

B. (1), (2), dan (4)

C. (1), (3), dan (4)

D. (2), (3), dan (4)

13. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Mampu menghidupkan orang mati

(2) Dapat mengubah tongkat menjadi ular

(3) Mampu membelah Laut Merah

(4) Dapat berbicara dengan binatang

Pernyataan yang merupakan mukjizat Nabi Musa a.s. adalah ….

A. (1) dan (2)

B. (1) dan (3)

C. (2) dan (3)

D. (2) dan (4)

14. Perhatikan tabel berikut!

Rasul Penentang Nabi Ibrahim a.s. 

Namrud

Nabi Hud a.s.

Bangsa Ád

Nabi Saleh a.s.

Bangsa Tsamud

Nabi Musa a.s.

Jawaban yang tepat untuk melengkapi tabel di atas adalah ….

A. Abrahah

B. Firáun

C. Bani Israil

D. bangsa Sodom

15. Perhatikan tabel berikut!

Rasul

Daerah Dakwah

Nabi Ayyub a.s.

Hauran dan Tih

Nabi Zulkifli a.s.

….

Nabi Harun a.s.

Mesir dan Palestina

Nabi Musa a.s.

Mesir dan Palestina

Jawaban yang tepat untuk melengkapi tabel di atas adalah ….

A. Makkah

B. Damaskus

C. Yerusalem

D. Irak

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan 

tepat !

1. Tulislah 4 keteladanan kisah Nabi Ayyub a.s.! 

2. Nama aslinya Basyar dan dipanggil dengan nama Zulkifli yang artinya orang yang sanggup memegang janji. Mengapa Basyar mendapat panggilan Zulkifli?

3. Jelaskan hubungan keluarga Nabi Harun a.s. dan Nabi Musa a.s.!

4. Tulislah kisah masa kecil Nabi Musa a.s.!

5. Sebutkan keteladanan Nabi Musa a.s.!