Masa Kenabian Hingga Hijrah Ke Habsyah PAI Kelas 3

Daftar Isi

 2. Masa Kenabian Hingga Hijrah ke Habasyah

a. Nabi Muhammad saw Diangkat menjadi Rasul.

Seakan mendapat petunjuk pada usia menjelang empat puluh tahun, nabi Muhammad saw sering berkhalwat/bertapa/bertirakat (mengasingkan diri untuk bertafakkur, tadzakkur, bertadabbur, dan beribadah) di gua Hira terutama pada saat bulan Ramadlan. Hingga pada suatu malam, nabi didatangi malaikat dan berkata, “Bacalah!”

Nabi menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Malaikat menarik dan mendekapnya dengan mengulangi perkataanya berkali-kali, “Bacalah!” akhirnya nabi dapat menirukannya.

Setelah itu Nabi pulang sambil gemetar karena ketakutan. 

Sesampai di rumah, Nabi meminta Siti Khadijah untuk menyelimutinya karena masih takut dan gemetar. Siti Khadijah menemangati agar tidak takut dengan berkata, “Jangan takut!, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan engkau karena selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan, dan membantu para penegak kebenaran.”



Wahyu yang pertama kali turun tersebut adalah surat Al-Alaq ayat ke-1 sampai dengan ayat ke-5. Menurut sebagian riwayat, malam itu tepat pada tanggal 17 Ramadlan atau tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Terhitung sejak saat itulah Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah Swt.

b. Nabi Muhammad saw. Mulai Berdakwah

Setelah menerima wahyu yang pertama, beberapa bulan bahkan menurut riwayat sampai tiga tahun wahyu tidak turun sehingga Nabi Muhammad saw resah dikira Allah Swt. tidak jadi memilihnya sebagai Rasul. Sampai pada suatu hari, saat Nabi Muhammad saw. berjalan-jalan, Malaikat yang menemuinya di gua Hira’ memanggil￾manggil namanya lagi. Nabi ketakutan lalu bergegas pulang dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah wahyu kedua turun, yang tercantum dalam surat Al-Mudatstsir, yang artinya, “Hai orang yang berselimut, bangunlah! Lalu berilah peringatan dan agungkanlah Tuhanmu! bersihkanlah pakaianmu! Dan jauhilah berhala!”

Mendapatkan wahyu yang kedua ini, Nabi pun mulai berdakwah kepada orang yang ada di sekitarnya dengan sembunyi-sembunyi. Orang yang pertama kali masuk Islam adalah istri Rasulullah saw., Siti Khadijah. Orang kedua yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib, saat berusia 12 tahun. Disusul budak Beliau yang bernama Zaid bin Haritsah, kemudian Abu Bakar, dan Bilal bin Rabbah. 

Dakwah Nabi ini menghasilkan pengikut sebanyak 30 orang. Setelah mendapatkan pengikut 30 orang, Nabi Muhammad saw. mendapat perintah berdakwah dengan terang-tengan, sebagaimana firman Allah:

'Fashda' bimas tu'maruu waa'ridl 'anil musyrikiin'

Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-Hijr/15:94).

c. Hijrah ke Habasyah

Dakwah Nabi Muhammad saw. yang terang-terangan menimbulkan kemarahan dan kebencian orang-orang kafir dan musyrik terhadap kaum muslimin, sehingga mereka menyiksa dan selalu berusaha menggagalkan dakwah Nabi Muhammad saw.

Tekanan dan siksaan yang kejam dilancarkan kepada kaum muslimin agar mereka keluar dari Islam dan kembali ke agama jahiliyah. Namun iman mereka tidak goyah sedikitpun. Kemarahan kaum kafir semakin memuncak tatkala melihat keteguhan kaum muslimin. 

Melihat tekanan dan siksaan kepada kaum muslimin yang semakin menjadi-jadi, Nabi Muhammad saw memerintahkan untuk berhijrah ke Habasyah. Walaupun belum masuk Islam, Raja Habasyah terkenal sangat adil kepada siapapun, sehingga umat Islam dianggap aman apabila meminta suaka atau perlindungan kepadanya.

Mendengar seruan tersebut, kaum muslimin berhijrah ke Habasyah. Dan inilah hijrah yang pertama kali. 

3. Peristiwa dan Hijrah ke Yatsrib

a. Abu Thalib dan Siti Khadijah Wafat

Pada tahun kesepuluh kenabian, Abu Thalib, paman Rasulullah yang selalu melindunginya meninggal dunia. 

Rasulullah saw. amat sedih. Sepeninggal Abu Thalib, kaum kafir semakin berani menyakiti Rasulullah saw dan para pengikutnya.

Pada tahun yang sama, Siti Khadijah, istri Rasul pun wafat. Siti Khadijah adalah istri yang sangat berbakti, dan selalu mampu meringankan kesedihan dan beban yang 

ditanggung oleh Nabi Muhammad saw. Siti Khadijah selalu membantu Rasul dengan harta benda, jiwa, dan raganya.

Meninggalnya kedua orang yang sangat disayangi ini membuat rasulullah saw sangat bersedih, sehingga tahun itu di sebut ’a>mul huzni, yang berarti tahun kesedihan.

b. Berdakwah ke Thaif

Sepeninggal Paman dan istri, siksaan dan tipu daya kaum Quraisy kepada Nabi Muhammad saw semakin keras. Kemudian beliau pergi ke Thaif dengan harapan penduduk Thaif ada yang mau menerima dakwah dan menolongnya. Penduduk Thaif malah menolak dengan keras dan mengajak anak-anak untuk melempari Nabi Muhammad saw dengan batu hingga berdarah. 

Berdakwah ke Thaif hanya berhasil mengislamkan dua orang, yaitu Adas, seorang budak, dan Syaibah bin Rabi’ah.

c. Isra’dan Mi’raj

Meninggalnya kedua orang terdekat, dan kesedihan Nabi sepulang dari Thaif yang tidak membuahkan hasil, maka Allah Swt. menghiburnya dengan memperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, lalu dinaikan ke langit sampai sidratul muntaha untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Peristiwa tersebut dinamai Isra’ dan Mi’raj. 

Dalam peristiwa inilah Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat lima waktu. Orang yang mempercayai pertama kali peristiwa isra’ dan mi’raj yang dialami Nabi Muhammad saw. adalah Abu Bakar, sehingga mendapat julukan As}s}iddi>q

d. Hijrah ke Yatsrib atau Madinah.

Semakin lama semakin banyak pengikut Nabi Muhammad saw. hal itu membuat kaum musyrikin Makkah semakin marah. Apalagi sehabis peristiwa isra’ dan mi’raj nabi Muhammad saw. mampu menjelaskan berbagai pertanyaan dan permasalahan dengan jelas.

Tekanan, siksaan, dan upaya pembunuhan terhadap Nabi dan kaum muslimin semakin merajalela. Hal tersebut membuat Nabi khawatir atas keselamatan kaum muslimin. Untuk itu, Nabi memerintahkan agar kaum muslimin berhijrah ke Yatsrib.

Banyaknya kaum muslimin yang berhijrah ke Yatsrib semakin membuat marah para kafir Quraisy. Puncak kemarahannya, mereka menyusun strategi pengepungan rumah nabi Muhammad saw untuk dibunuh. Atas pertolongan Allah Swt., nabi selamat dari pengepungan tersebut menuju Yatsrib. Berbagai rintangan dan halangan, baik naik turun gunung maupun bersembunyi di gua Tsur, Nabi Muhammad saw. pun selamat sampai di Yatsrib.

Sesampai di Yatsrib dan tinggal di sana, Nabi membangun sebuah masjid, yang kemudian dinamai masjid Nabawi. 

Setelah membangun masjid, nabi Muhammad saw. membangun pasar di depan untuk menata perekonomian penduduk.

Semakin lama Yatsrib semakin maju dan berkembang pesat. Penduduknya juga semakin banyak. Persaudaraan antara kaum muhajirin dengan kaum anshor pun semakin kokoh. Yatsrib berubah menjadi kota yang maju. Sejak itulah nama Yatsrib diubah menjadi Madinah.

4. Peperangan Nabi Muhammad saw.

Peperangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. bersama kaum muslimin kepada kaum musyrikin hanyalah untuk mempertahankan diri karena diserang terlebih dahulu dari kaum musyrikin. Rasulullah Saw. tidak pernah memulai peperangan tanpa didahului pengkhianatan dari pihak musuh. Di samping untuk mempertahankan agama Islam, peperangan Rasulullah saw juga dikarenakan mempertahankan bangsa dan negara, sebagaimana perjanjian madinah.

Banyak peperangan yang diikuti oleh Rasulullah Saw. namun yang kita sebutkan hanya peperangan yang cukup besar saja, yaitu perang Badar, perang Uhud, perang Bani Nadhir, perang Ahzab, perang Bani Quraid]ah, perang Hudaibiyah, perang Khaibar, perang Mu'tah, perang Al Fath, p[erang Hunain, dan perang Tabuk

5. Nabi Muhammad saw. Wafat

a. Haji Wada’

Setelah Fathu Makkah, Islam berkembang pesat dengan ratusan ribu pemeluknya. Dua tahun sesudah Fathu Makkah, Rasulullah ingin berangkat Haji. Haji inilah yang pertama kali dilakukan Nabi Muhammad saw sesudah kenabian, sekaligus sebagai haji terakhir atau dikenal sebagai Haji Wada’

Mendengar Rasulullah saw akan berhaji, kaum muslimin dari berbagai turut serta berhaji. Yang haji tahun itu diperkirakan berjumlah 114.000 orang. 

Pada Haji Wada’ ini Rasulullah saw berkhutbah, yang isinya antara lain sebagai berikut:

1) Darah dan harta umat islam adalah suci, karena itu tidak halal bagi kita untuk menumpahkan darah dan mengambil hartanya.

2) Semua manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya, untuk itu harus bersikap amanah.

3) Menjauhi perbuatan dhalim atau tidak adil

4) Mewaspadai tipu daya setan yang merusak agama

5) Dilarang menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

6) Ada empat bulan yang mulia dari dua belas bulan, yaitu D]ul Qa’dah, D]uL Hijjah, Muharram, dan Raja>b.

7) Memberikan hak istri

8) Rasulullah meninggalkan dua perkaya yang kita tidak akan tersesat bila berpegang teguh keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw.

9) Sesama muslim adalah bersaudara.

b. Rasulullah saw Wafat.

Pada saat ayat terakhir diterima Nabi Muhammad saw., beliau sudah merasa bahwa ajalnya akan tiba. Karena itu, Nabi banyak berpesan pada saat haji wada’. Para sahabat pun sangat khawatir apabila ajal Rasulullah saw telah dekat. Pada akhirnya, para sahabat pun mendengar bahwa Rasulullah saw telah wafat. Hati para sahabat pun terguncang bagai diterpa bencana. Banyak sahabat yang tidak percaya, bahkan Sahabat Umar bin Khatthab menghunus pedang untuk membunuh siapa saja yang mengatakan Rasulullah telah wafat. Lalu sahabat Abu Bakar membacakan ayat yang artinya: 

“Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? 

Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”

Mendengar ayat Al-Qur’an tersebut, Sahabat Umar langsung tersungkur dan menyadari kekeliruannya. 

Tadabbur

Perilaku Nabi Muhammad saw. sebenarnya sudah diteladani bangsa Indonesia sejak dahulu. Leluhur kita mengajarkan bersikap sopan, hormat-menghormati, hidup rukun walau berbeda suku, agama, dan ras sebagaimana dicontohkan kehidupan Rasulullah di Madinah.