Materi Kultum 14 Ramadhan : Menjaga Lisan di Bulan Mulia

Daftar Isi

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirohmanirohim. Alhamdulillahirobbil'alamiin, wassalatu wassalamu 'ala asyrofil anbiyai wal mursalin sayyidina wa Maulana Muhammadin, wa'ala alihi Washohbihi ajma'iin.

Alhamdulilahiladzi arsala rosulahu bil Huda wadinilhaqqi liyudlhirohu 'ala dini kulihi wakaf billahi syahiida.

Washolatu wasalamu ala rosulilahi sayiidul anbiya.

Hadirin wal hadirat rohimanii warohimakumulloh

Kita diberikan kenikmatan oleh Alloh SWT dapat melihat bulan suci ramadhan tahun ini, semoga menjadikan kita semakin berusaha mensyukuri segala nikmatnya.

Sholawat dan salam kita haturkan kepada nabi akhir zaman nabiyulloh Muhammad Saw yang kita nantikan harapkan syafaatnya kelak di hari akhir, semoga kita menjadi umat yang pantas mendapatkan syafaatnya amiin.

Pada kesempatan kultum hari ini tanggal 14 romadhon kita akan sampaikan materi berikutnya yang berjudul menjaga lisan di bulan mulia.

Muslimin Muslimat Rahimani wa Rahimakumullah.

Ilustrasi Kultum Ramadhan


Pada bulan Ramadan ini diantara yang harus kita jaga dengan sungguh-sungguh ekstra adalah anggota badan kita yang bernama lisan atau pembicaraan kita.

 Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, 

Man lam ya da' Qaulazzuri wal 'amala biji falaisa lillahi hajatun FII anyada'a tho'amaha wasyarobahu.

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya" (H.R. Bukhori).

Tidak hanya ketika Ramadhan secara umum dalam ajaran Islam soal berbicara atau berkata-kata mendapat perhatian yang sangat serius.

Begitu seriusnya soal berbicara ini Rasulullah Muhammad bersabda dalam hadits,

Man yadlmanu Liu maa baina lihyaihi wamaa baina rijlainhi adlmanu lahiljannata.

"Barangsiapa yang memberi jaminan kepada ku untuk menjaga apa yang ada antara dua janggutnya yaitu lisan dan apa yang ada antara dua kakinya yaitu kemaluannya maka aku menjamin surga untuknya. (H.R.Bukhari).

Muslimin muslimat rohimakumullah,

Seorang muslim wajib menjaga lisannya karena itu iya tidak boleh berbicara batil menyebarkan gosip dusta menggunjing mengada-ada mengadu domba dan ucapan-ucapan kotor.

Seseorang Muslim harus menjaga lisannya dari apa yang diharamkan Allah dan rasulnya.Sebab kata-kata yang merupakan produk lisan memiliki dampak yang luar biasa.

Perang terjadi karena kata-kata. Pertikaian antara negara cara atau perseorangan sering terjadi karena perkataan dan provokasi kata.

Perdamaian bahkan persaudaraan bisa terjadi melalui kata-kata. Ironinya banyak orang yang tidak menyadari dampak luar biasa dari kata-kata baik langsung dari lisan maupun dengan tulisan dengan jari jemari kita yang diupload di media sosial kita.

Padahal Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda, 

"sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa keridhaan Allah dan dia tidak menyadarinya tetapi Allah mengangkat dengannya berapa derajat. Dan sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat membawa kemurkaan Allah dan dia tidak memperdulikannya tetapi ia menjerumuskan ke neraka Jahanam".

Dalam hadis lain yang memiliki derajat Hasan riwayat imam Ahmad disebutkan semua anggota badan nunduk kepada lisan.

 Jika lisannya lurus maka anggota badan semuanya lurus demikian pun sebaliknya.

Athaibiy berkata lisan adalah penerjemah hati dan penggantinya secara lahiriyah.

Karena itu Hadits Imam Ahmad tersebut tidak bertentangan dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi "ketahuilah di dalam jasa tersebut terdapat segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasad dan dan bila rusak maka rusaklah seluruh jasad ketahuilah ia adalah hati hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Maka dari itu bila ada orang yang selalu baik ucapannya Insya Allah baik pula hatinya sebaliknya bila ada orang yang ucapannya selalu kotor dan dusta maka kemungkinan besar sumber dari hatinya yang kotor.

Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan hari ini atas segala kekurangan sebuah kita di bulan Ramadhan ini dapat menjaga lisan kita agar kualitas dari bahasa kita serta pahala yang kita dapatkan tidak rusak karena perbuatan kita.

Sekian, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.