Sholawat 'Adzimiyyah, teks Arab Latin serta fadilahnya

Daftar Isi

 Sholawat 'Adzimiyyah, teks Arab Latin serta fadilahnya

Banyaknya sholawat membuat kita tidak bosan untuk terus mencari, dan mempelajari untuk diamalkan, salah satu sholawat yang hebat dan istimewa adalah sholawt adzimiyah.

Sholawat istimewa ini sebagaimana sumber menyebutkan dinisbatkan kepada Syekh Ahmad bin Idris, pendiri toriqoh Idrisiyyah. Beliau mendapatkannya dari Nabi Khidr. Sholawat ini termasuk sholawat yang digemari oleh para Auliya.

Sholawat 'adzimiyyah


Sayyid Habib Muhammad Al-Haddar mengatakan: "Barang siapa membaca shalawat 'Adzimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu nabi SAW."

Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki berkata: "Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Nabi SAW." (Habib Husin Muhammad Syadad bin Umar, Do'a-do'a bertemu Nabi SAW, hal. 146, Pustaka Hidayah)

Habib Ahmad bin Hasan Ra. berkata: "Aku memberi salah seorang sadah (keturunan ahlul bait) ijazah untuk membaca sholawat ini, setelah ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu dengannya, ia berkata kepadaku: 'ketika jasadku diletakkan di kubur, datang makhluk yang menakutkan dari alam barzakh. Sholawat Agung ('Adzimiyyah) ini melindungiku hingga lenyaplah rasa takut dari hatiku".

Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan dengan shalawat ini. Al-'Arif billah Habib Abu Bakar bin Abdullah 'Atthas memperoleh shalawat ini dari sayyid Ahmad bin Idris secara langsung.

Beliau lalu menulis shalawat ini dan menyimpannya dalam tas pakaian. sewaktu berlayar dilaut , seorang darwis ahli sir bathin dan kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan apa yang dilihatnya kepada Habib Au Bakar.

Habib Abu Bakar berkata kepadanya, "Tas ku ini hanya berisi pakaian dan sholawat". Habib Abu Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si Darwisy.

Sayid Ahmad Syarif as-Sanusi Ra. meriwayatkan bahwa Sayyid Muhammad bin 'Ali as-Sanusi Ra. suatu ketika menerangkan keutamaan membaca Shalawat ‘Azhimiyyah, bahwa sesungguhnya membaca Shalawat ‘Azhimiyyah sekali menandingi bacaan Kitab Shalawat Dala-ilul Khairat sebanyak 33.333 kali. Ditanyakan mengapa demikian? Karena keutamaan Shalawat ‘Azhimiyyah itu disebabkan keutamaan para Guru-guru Ra. (yang meriwayatkannya).


Teks latinnya :
Allaahumma innii as-aluka bi nuuri wajhil-laahil ‘Adziim. Wa qoomat bihii ‘awaalimul-lahil ‘adziim. Antusholliya ‘alaa maulaanaa Muhammadin dzil qodril ‘Adziim. Wa ‘alaa aali Nabiyyil-laahil ‘adhiim. Biqodri ‘adhomati dzaatil-lahil ‘adhiim. Fii kulli lamhatiw wanafasin ‘adada maa fii ‘ilmil-lahil ‘adziim.
Sholaatan daa-imatan bidawaamil-laahil ‘adhiim. Ta’dhiimal lihaqqika yaa mawlaanaa yaa Muhammad yaa dzal khuluqil ‘adhiim. Wasallim ‘alayhi wa ‘alaa aalihii mitsla dzaalik. Wajma’ baynii wabaynahu kamaa jama’ta baynar ruuhi wa nafs, dzoohirow wa baathinaa, yaqdzotaw wa manaamaa. Waj’alhu yaa Robbi ruuhal lidzaatii min jamii’il wujuuhi fid dunyaa qoblal aakhiroti yaa ‘Adziim.

Artinya : Yaa Allah sesunggguhnya aku memohon kepadaMu dengan cahaya Wajah Allah Yang Agung. Yang memenuhi tiang-tiang Arasy Allah Yang Agung. Dan dengannya berdirilah alam-alam (ciptaan) Allah Yang Agung. Agar shalawat tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad SAW, yang memiliki derajat yang Agung. Dan atas keluarga nabi Allah Yang Agung. Dengan ukuran Keagungan Zat Allah yang Agung. Disetiap kedipan dan nafas, sebanyak apa yang termaktub dalam Ilmu Allah Yang Agung. Shalawat yang sentosa dengan Kekekalan Allah Yang Agung. (sebagai) pengagungan terhadap Haq (kebenaran) engkau wahai Muhammad, yang memiliki akhlak (perangai) yang Agung. Dan salam atas beliau SAW serta keluarganya, semisal yang demikian itu . dan satukanlah aku dengan Beliau sebagaimana engkau satukan ruh dengan nafas, secara zhahir dan batin, dalam keadaan terjaga (sadar) atau tidur (mimpi). Dan jadikanlah beliau yaa Tuhanku, sebagai ruhani jiwaku, di setiap arah, didunia ini sebelum (datangnya) hari akhir, wahai Zat yang memiliki Keagungan.
Pakar hadits dari dua kota suci Makkah dan Madinah, Allah Yarhamuh as-Sayyid Muhammad Bin Alawiy Bin Abbas al-Malikiy mengatakan, “Barangsiapa yang membaca shalawat Azhimiyah 70 kali sebelum fajar, maka ia akan melihat Nabi SAW.”

Ulama asrar menyatakan, “Barangsiapa membaca shalawat Azhimiyah 92 kali, maka shalawat itu tidak berbeda dengan pedang yang tajam sehingga cepat mengabulkan semua keinginannya secepat pedang yang tajam memotong leher hewan yang disembelih.”

Berikut Sholawat Adzimyah arabnya:

اللهم إني أسألك بنور وجه الله العظيم الذي ملأ أركان عرش الله العظيم وقامت به عوالم الله العظيم أن تصلي على مولانا محمد ذي القدر العظيم وعلى آل نبي الله العظيم بقدر ذات الله العظيم في كل لمحة ونفس عدد ما في علم الله العظيم صلاة دائمة بدوام الله العظيم ا لحقك ا لانا ا ا ا الخلق العظيم لم ليه لى له لك اجمع ا ال ل لى له لك اجمع ا ال اهرا اطنا اما ال ال اهرا اطنا اما

Syekh Yusuf Bin Ismail an-Nabhaniy berkata, “Imam Ahmad bin Idris RA, telah menerima berkah ini dari Rasulullah SAW langsung oleh Sayyidina Khidir AS sekali.”

Diriwayatkan bahwa salah seorang pengikut Tariqah Idrisiyah meninggal di kota Makkah dan dimakamkan di pemakaman Ma'lah. Ketika jenazahnya diturunkan, ternyata orang yang memasukkan jenazahnya ke dalam kubur adalah ahli kasyaf (jilbabnya sudah dibuka). Pakar kasyaf sangat takjub dengan kemuliaan yang diberikan kepada jenazah tersebut, kemudian ia berkata dalam hatinya: “Aduh, jika nanti saya meninggal, saya berharap Allah SWT juga memberikan saya kemuliaan semacam ini. Tiba-tiba malaikat itu berkata: Di antara kamu akan mendapatkan kemuliaan ini dengan berkah Azhimiyah yang kamu baca.”

Imam as-Sayyid Ahmad bin Idris al-Hasaniy RA lahir di Maisur, sebuah desa di distrik 'Arayish, terletak di kota Fez (Maroko) pada bulan Rajab tahun 1163 H bertepatan dengan tahun 1749 M. Namun, ada riwayat yang menyebutkan bahwa ia lahir pada tahun 1172H/ 1757 M).

Nama lengkapnya adalah al-Imam al-Arif Billah as-Sayyid Ahmad bin Idris bin Muhammad bin 'Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Abdillah bin Ibrahim bin Umar bin Ahmad bin 'Abdul Jabbar bin Muhammad bin Yamluh bin Masyish bin Abu Bakar bin 'Ali ibn Hurmah ibn 'Isa ibn Salam ibn Marwan ibn Haidarah ibn Muhammad ibn Idris al-Asghar ibn Idris al-Akbar ibn' Abdullih al-Kamil ibn al-Hassan al-Mustanna ibn Sayyidina Hassan al-Sibt ibn Saiyyidina 'Ali dan Saiyyidatina Fatimah al -Zahra' binti Rasulillah Sayyidina Muhammad SAW.

Imam Ahmad Bin Idris adalah seorang wali yang telah mencapai maqam Qutub, yaitu status tinggi dalam maqam wilayah (perwalian) dan juga dikatakan telah mencapai maqam Sultan Salatin al-Awliya (raja para wali). . Selain itu, ia juga dikenal sebagai ulama reformis (mujadid). Ia telah banyak bepergian dan berdakwah di jalan Allah serta menyebarkan ajaran Thariqahnya ke berbagai tempat hingga ke Makkah, Madinah, Mesir, Sudan, Yaman dan lain-lain.

Dia meninggal pada Sabtu malam antara waktu Maghrib dan Isya pada tanggal 21 Rajab. Muridnya Sayyid as-Salih Ahmad Ustman al-'Uqailiy diangkat untuk mandi dan jenazahnya didoakan oleh al-'Allamah al-Wali Sayyid Yahya bin Muhsin al-Ni'ami al-Hasaniy. Ia dimakamkan pada 21 Rajab 1837 M/1253 H) di Sabya. Kota Sabya yang pada waktu itu merupakan bagian dari negara Yaman, kini menjadi bagian dari Arab Saudi.

Adapun sanad muttashil (lanjutan) kepada Imam Ahmad Bin Idris al-Hasaniy RA sebagai berikut:

Salmon putra Abdullah Al-Shari yang terkasih, atas putra kesayangan Abdullah putra Allah, putra Shahab atas putra tercinta Muhammad Al-Hashabi pada putra tercinta Abu Bakar putra Abd Al-Ali

الحبيب الم الله الشاطرى (1) الحبيب القادر احمد السقاف الحبيب ابى احمد الحبشى (2) ال الم احمد العطاس الاس الده السيد لى الده السيد الده السيد احمد ادريس الشيخ الوهاب التازى

() Dalam “نفحات المسك العارى”

() Dalam “Panduan Nabi Menuju Kerajaan Abad Berhubungan dengan Cinta Nabi”

“Dulu Al Ustadzul Imam Alhafidz Alhabib Abdullah Bilfaqih memerintahkan santrinya untuk membaca Sholawat Adzimiyah 12× ketika seseorang meninggal dari keluarga kerabat/orang lain.

Fadhilahnya: di alam kubur mayat akan diberikan lentera yang tak terhitung jumlahnya, diberi tempat tidur yang tak terhitung jumlahnya, dan di alam kubur akan dibentangkan sejauh mata memandang.

(Samahat Alhabib Abdurrohman Bilfaqih - Malang)

Ket: Doa ini telah diberikan secara umum kepada orang-orang yang ingin mengamalkannya. Demikian keterang untuk menjadikan lebih mantap mengamalkan.