makalah Membangun Budaya Organisasi tugas Kuliah Managemen SDM
MAKALAH
Membangun
Budaya Organsasi
Sebagai
Tugas Mata Kuliah
Managemen SDM
Dosen Pengampu
:
DR.Muhyidin,S.Ag.,M.Pd.I
Disusun Oleh
:
Mukhamad Ulishidqi Syafii (2110903)
Mujiati (2110898)
Mustofa (2110901)
Ono Sutrisno(2110887),
MANAGEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
PASCA SARJANA
IAINU KEBUMENTAHUN AJARAN 2022
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT kami
bersyukur atas terselesaikannya Tugas Makalah Managemen SDM tentang “Membangun
Budaya Organisasi”. Tujuan pembuatan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah managemen SDM. Penyusunan dan penyajian Makalah ini merupakan penjabaran
terkait budaya organisasi.
Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada pihak pihak yang telah membantu demi terselesaikannya tugas kami
dengan tepat waktu.
Harapan kami, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca dan rekan rekan sekalian,
khususnya untuk meningkatkan mutu Budaya organisasi dimasa mendatang. Kepada
pembaca, tidak lupa kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan Makalah
Budaya Organisasi ini untuk masa akan datang.
Kebumen, 30
mei 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................
A. Latar belakang
.........................................................................
B. Rumusan masalah.....................................................................
C.
Maksud Tujuan.........................................................................
BAB II :PEMBAHASAN..........................................................................
A.
Pengertian-pengertian.......................................................................
B.
Karakteristik budaya organisasi.......................................................
C.
Contoh Budaya
Organisasi..............................................................
D.
Fungsi budaya organisasi.................................................................
E.
Dimensi budaya organisasi..............................................................
F.
Membangun budaya organisasi unggul...........................................
BAB III :
PENUTUP ........................................................................................
A.
KESIMPULAN..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebuah
organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada
yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai
sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya
organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin beratahan di
organisasi tersebut.
Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang
menjadi ciri khas suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan
yang cukup penting dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat
memberikan kenyamanan yang kemudian menunjang peningkatan kinerja anggotanya.
Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang baik atau yang kurang sesuai dengan
pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap anggota.
Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar
dapat menunjang kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa
budaya suatu organisasi dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi.
Keberlangsungan suatu organisasipun sedikit-banyak terpengaruh oleh budaya
organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di suatu organisasi atau
perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan tersebut ke
gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya
satu ras saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada
prestasi, kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti
akan menurunkan kualitas suatu perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir
oleh perusahaan lain yang lebih merekrut karyawan dengan kualitas yang baik
tanpa melihat ras, agama atau warna kulit.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah
budaya organisasi tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada
banyak faktor-faktor lain yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang
matang untuk dapat menciptakan dan menumbuh-kembangkan budaya yang akan dapat
berdampak baik perusahaan.
Budaya
organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan bertahan
lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi pendukung
organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan perkembangan
zaman,maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan lingkunganny, dan lebih di
takutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan budanyaya dengan
perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
Dalam keadaan inilah anggota tidak
akan mendapatkan kepuasaan kerja. Memang banyak faktor lain yang menyebabkan
anggota tidak memperoleh kepuasan kerja, tapi faktor budaya organisasi merupakan faktor yang utama. Hal yang perlu diingat, bahwa budaya kerja organisasi bukan berarti
meningkatkan budaya nilai-nilai lama, akan tetapi lebih pada pengembangan
nilai. Artinya hadirnya kemajuan teknologi menyadarkan organisasi untuk
mengembangkan nilai-nilai lama menjadi baru, sehingga memberikan dampak yang
lebih baik lagi[1].
B. Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Pengertian budaya organisasi
2.
Pengertian budaya perusahaan
3.
Karakterisitik budaya organisasi
4.
Contoh budaya organisasi
5.
Fungsi budaya organisasi
6.
Dimesi-dimensi budaya organisasi
7.
Membangun budaya organisasi
C.
Tujuan penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti, maka tujuan penelitian yang
akan dicapai, yaitu sebagai berikut:
1.
Menjelaskan Pengertian budaya organisasi
2.
Menjelaskan Pengertian budaya
perusahaan
3.
Menjelaskan Karakterisitik budaya organisasi
4.
Menjelaskan contoh budaya organisasi
5.
Menjelaskan Fungsi budaya organisasi
6.
Menjelaskan Dimesi-dimensi budaya organisasi
D.
Manfaat Penulisan
Berdasarkan
tujaun yang telah dipaparkan diatas, maka manfaat yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk memberikan informasi dan masukan mengenai budaya organisasi
2.
Membantu para pekerja untuk dapat berbudaya dengan baik di dalam lingkungan
pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Budaya Organisasi
Ada begitu banyak definisi mengenai Budaya organisasi,
salah satunya adalah seperti yang dikemukakan oleh Michael Amstrong dalam
bukunya yang berjudul Handbook of Human Resource Management Practice bahwa
Budaya organisasi adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang
merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan
melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Selain itu, adapula ahli yang
mendeskripsikan bahwa budaya organasasi merupakan sebuah pola asumsi dasar yang
diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan dalam berperilaku berorganisasi, dimana akan diturunkan kepada anggota
baru sebagai cara bagaimana melihat, berpikir, dan merasa dalam organisasi.
Seorang ahli lain pula mendeskripsikan budaya organisasi
sebagai sebuah sistem aturan informal yang menjelaskan bagaimana seseorang
berperilaku dalam sebagian besar waktunya di dalam sebuah organisasi. Dari
beberapa definisi tersebut, penyusun mencoba menarik kesimpulan bahwa budaya
organisasi merupakan suatu habbit atau kebiasaan atau tata cara yang biasanya
dilakukan oleh hampir seluruh anggota organisasi/perusahaan dimana tata cara
tersebut tidak tertulis namun telah melekat erat pada setiap anggotanya dan
merupakan ciri khas organisasi tersebut.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala
sesuatu yang ada di sebuah perusahaan dewasa ini merupakan suatu hasil dari apa
yang telah dilakukan oleh anggota-anggota sebelumnya dan seberapa besar
kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini merujuk pada sumber
tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem
nilainilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi
(assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti
oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan
masalahmasalah organisasinya. Budaya organisasi juga disebut budaya perusahaan,
yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama
berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma
perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam
budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam
diri para anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan
demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para
anggota organisasi.[2]
Hal yang sangat penting dan harus
disadari bahwa sebuah organisasi yang baik dengan kepemimpinan yang baik, harus
disertai dan ditanamkan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh setiap elemen
organisasi baik atasan maupun bawahan. Begitu pula dengan manajemen yang
islami. Tentu nilai-nilainya adalah islam. Dalam firman Allah dijelaskan
tentang bagaimana manusia hidup secara bersama atau kelompok.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. QS. Al Hujurat : 13.[3]
Para pendiri perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembentukan suatu budaya organisasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu:
1.
Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan
seperasaan dengan mereka.
2.
Pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan
berperilakunya kepada karyawan.
3.
Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong
karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan,
nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
Menurut Susanto Budaya Organisasi adalah nilai-nilai yang
menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian
integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus
memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana meraka harus bertingkah laku atau
berprilaku.
Jadi
budaya organisasi itu adalaah suatu budaya yang di anut oleh suatu organisasi
dan itu menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
B.
Budaya perusahaan
Schein,E.H.
mencoba memberikan beberapa pengertian umum mengenai budaya perusahaan:
1.
Observed
behavioral regularities when people interact(Keteraturan-keteraturan
perilakuyang teramati apabila orang berinteraksi.)
2.
The
norms that evolve in workin group(Norma-norma yang berkembang dalam kelompok
kerja.)
3.
The
dominant values espoused by an organization (Nilai-nilai yang dominan yang
didukungoleh suatu organisasi.)
4.
The
philosophy directing the organization policy (Filosofi yang mengarahkan
kebijaksanaan organisasi.)
5.
The
rule of the game for getting along inthe organization(Aturan permainan yang
harus ditaatiuntuk dapat diterima sebagai anggota di dalam organisasi.)
6.
The
feeling or climate in an organization (Perasaan atau iklim dalam suatu
organisasi.)
Jadi pada dasarnya ?Corporate Culture? atau budaya
perusahaan mempunyai pengertian sebagai aturan main yang ada di dalam
perusahaan yang akan menjadi pegangan dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam
menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi
tersebut. Budaya perusahaan adalah pola terpadu perilaku manusia di dalam
organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan,
pemicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
C.
Karakteristik Budaya organisasi
Budaya Organisasi adalah sebuah
sistem yang mempunyai makna bersama yang dianut oleh para anggota untuk
membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sikap keberanian dalam
mengambil resiko, perhatian terhadap detail, berorientasi terhadap hasil dan
tim adalah hal yang sangat diperlukan dalam sebuah organisasi. Dalam komunikasi
sangat diutamakan pola komunikasi karena bersifat dibatasi oleh hierarki
kewenangan yang formal. Untuk menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya
organisasi tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak
faktor lainnya yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk
dapat menciptakan, menumbuhkan, dan mengembangkan budaya yang akan berdampak
baik bagi perusahaan.
Berikut dijelaskan karakteristik
budaya organisasi, yang meliputi
1. Inovasi
dan pengambilan risiko. Mencari peluang baru, mengambil risiko, bereksperimen,
dan tidak merasa terhambat oleh kebijakan dan praktek-praktek formal.
2. Stabilitas
dan keamanan untuk mengantisipasi kejadian yang dapat disangka sebelumnya.
Serta penerapan dari aturan-aturan yang mengarahkan perilaku.
3. Penghargaan
kepada orang.
4. Orientasi
hasil. Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, capaian, dan
tindakan.
5. Orientasi
tim dan kolaborasi. Bekerja bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi.
6. Keagresifan
dan perjuangan dengan mengambil tindakan tegas untuk menghadapi para pesaing.
7. Perhatian
pada hal-hal detail. Dimana pekerjaan dielemenkan menunjukkan ketepatan,
melakukan analisis, dan perhatian pada hal-hal rinci.
strukur
organisasi dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma-norma perilaku, maka
sebenarnya budaya organisasi kalau merupakan bagian dari budaya umum yang
berkembang dalam masyarakat dalam lingkup spesifik yang bersifat abstrak. Atas
dasar itu, pemahaman terhadap unsur-unsur dan karakteristik budaya organisasi
dalam suatu organisasi maka merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari
atau mengkajinya. Sedangkan menurut Gibson et.al (1995: 77), budaya organisasi
unggul sebuah perusahaan mempunyai lima karakterisktik:
1. Mempelajari, yaitu kultur diperlukan
dan diwujudkan dalam belajar, observasi dan pengalaman.
2. Saling berbagi, yaitu individu dalam kelompok, keluarga saling berbagi
kultur dan pengalaman.
3. Transgenerasi, merupakan kumulatif dan melampaui satu generasi ke generasi
berikutnya
4. Persepsi pengaruh, yaitu membentuk
perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia.
5. Adaptasi, yaitu kultur didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau
beradaptasi
D.
Contoh Budaya Organisasi
Untuk memahami pembahasan tentang contoh budaya organisasi. Berikut
adalah beberapa contoh budaya perusahaan atau contoh budaya organisasi yang
bisa dijumpai di industri saat ini:
1. Contoh Budaya Perusahaan: Netflix
Siapa generasi milenial yang tak tau Netflix? Industri hiburan yang
sukses di ranah dunia maya sejak 1998 ini, menyediakan film-film berkualitas
yang bisa ditonton secara berlangganan. Contoh budaya perusahaan yang bernilai
USD 7 Miliar ini, memberikan kebebasan bagi karyawan dalam jam kerja yang
fleksibel.Netflix tidak terlalu memusingkan berapa jam kerja karyawan, tetapi
seberapa besar produktivitas karyawan. Contoh budaya organisasi yang diterapkan
Netflix adalah memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi.
2. Contoh Budaya Perusahaan: Google
Selanjutnya, contoh budaya organisasi yang
patut ditiru adalah Google. Raksasa teknologi ini memberikan contoh budaya
perusahaan yang sangat inspiratif. Soal fasilitas dan tunjangan karyawan, tak
perlu ditanya lagi. Tersedia
kantin penuh makanan gratis, tempat gym, kantor ramah anjing, dan taman. Belum
lagi, bonus finansial serta interior kantor yang super nyaman. Budaya kinerja
Google yang bisa dipetik adalah perhatikan kesejahteraan karyawan, maka
karyawan juga akan peduli dengan kemajuan perusahaannya.
3. Contoh Budaya Perusahaan: Zappos
Supplier sepatu dan pakaian
olahraga, Zappos juga memiliki contoh budaya organisasi yang sangat terkenal di
dunia. Kenapa? Sebab, budaya kinerja perusahaan ini tak main-main, mereka
menawarkan harga tinggi kepada karyawan yang sanggup menyelesaikan training
selama 7 hari pertama.Zappos menanamkan nilai-nilai perusahaan bagi setiap
karyawan. Hasilnya, karyawan Zappos sangat sejahtera dan bahagia. Pada
gilirannya, pelanggan juga mendapatkan layanan prima dan mempromosikan betapa
hebatnya budaya kinerja di perusahaan ini.
4. Contoh Budaya Perusahaan: Twitter
Twitter adalah definisi
sebenarnya dari lingkungan kerja berorientasi pada budaya kinerja yang disukai
karyawan. Karyawan menikmati berbagai fasilitas nyaman. Termasuk, meeting di
roof-top, tempat kebugaran, pendidikan lanjutan melalui Twitter
University.Lingkungan yang bersahabat juga sangat mendukung budaya kinerja
Twitter. Namun, yang membuat Twitter menjadi contoh budaya organisasi teratas
dunia adalah karyawan yang bekerja produktif dan percaya dengan perusahaan.
E.
Fungsi Budaya Organisasi
Dalam organisasi, budaya organisasi
atau perusahaan memiliki berbagai fungsi. Menurut Kast dan Rosenzweig (dalam
Robins, 2003) mengemukakan bahwa budaya mempunyai fungsi antara lain:
1. Menyampaikan rasa identitas untuk anggota-anggota organisasi,
2. Memudahkan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri,
3. Meningkatkan stabilitas sosial,
4. Menyediakan premises (pokok pendapat) yang diterima dan diakui untuk
pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Robins (2003)
budaya organisasi memiliki beberapa fungsi didalam suatu organisasi.
1. Budaya memilik suatu peran dalam batas-batas penentu, yaitu menciptakan
perbedaanantara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2. Budaya berfungsi untuk menyampaikan rasa identitas kepada anggotaanggota
organisasi.
3. Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batasan yang lebih
luas, melebihi batasan ketertarikan individu.
4. Budaya mendorong stabilitas sistem sosial. Budaya merupakan suatu ikatan
sosialyang membantu mengikat kebersamaan orgnaisasi dengan menyediakan
standar-standar yang sesuai mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan karyawan.
5. Budaya bertugas sebagai pembentuk perilaku serta sikap karyawan.[4]
Memperhatikan
fungsi-fungsi tersebut, kita ambil kesimpulan bahwa budaya organisasional
memegang peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai contoh
fungsi budaya organisasional yang mendorong terciptanya komitmen organisasi dan
meningkatkan konsistensi sikap karyawan. Keadaan ini jelas sangat menguntungkan
organisasi, dimana dari sudut pandang karyawan, budaya organisasional menjadi
bermanfaat karena mengurangi keambiguan. Budaya organisasional menyampaikan
kepada karyawan bagaimana pekerjaan dilakukan dan apa saja yang bernilai
penting. Peran budaya organisasional dalam mempengaruhi perilaku karyawan
tampaknya makin penting dalam dasawarsa 1990-an. Dengan telah dilebarkannya
rentang kendali, didatarkannya struktur, diperkenalkan team-tearn, dikuranginya formalisasi, dan diberi kuasanya
karyawan oleh organisasi. Makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya
memastikan bahwa semua orang diarahkan ke arah yang sama.
F.
Dimensi-dimensi Budaya Organisasi
Terdapat banyak dimensi yang
membedakan budaya. Dimensi ini memengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan
kekeliruan pemahaman, ketidaksepakatan atau bahkan konflik. Konsep budaya pada
awalnya berasal dari lapangan antropologi dan mendapat tempat pada awal
perkembangan ilmu perilaku organisasi. Gibson (1996) menyebutkan 7 dimensi
budaya, yaitu. Hubungan manusia dengan alam. Individualisme versus
kolektivisme. Orientasi waktu. Selanjutnya, orientasi aktivitas. Informalitas.
Bahasa dan kepercayaan.
Sedangkan dimensi-dimensi yang
digunakan untuk membedakan budaya organisasi. Menurut Robbins (1996) ada tujuh
karakteristik primer yang secara bersama-sama menangkap hakikat budaya
organisasi, antara lain:
1. Inovasi
dan pengambilan risiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan
berani mengambil resiko.
2. Perhatian
ke hal yang rinci. Sebagaimana para karyawan diharapkan mau memperlihatkan
kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.
3. Orientasi
hasil. Sejauh mana manajemen fokus pada hasil, bukan pada teknik dan proses
yang digunakan untuk mendapatkan hasil itu.
4. Orientasi
orang. Sebagaimana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil pada
orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Selanjutnya,
orientasi Tim. Diperlihatkan dari kegiatan kerja diorganisasikan dalam tim-tim
kerja, bukannya individu-individu.
6. Keagresifan.
Yaitu, sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif, bukan bersantai.
7. Kemantapan.
Yang mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai lawan dari
pertumbuhan atau inovasi.
Hofsede (dalam Gibson, 1996) mengemukakan empat dimensi budaya, yaitu:
1. Penghindaran atas ketidakpastian
Adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dana ambiguitas. Perasaan ini mengarahkan mereka untuk mempercayai kepastian yang menjanjikan dan untuk memelihara lembaga-lembaga
yang melindungi penyesuaian.
2. Maskulin vs feminim
Tingkat maskulinitas adalah kecenderungan dalam masyarakat akanprestasi,
kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan materiil. Feminitas berarti kecenderungan akan kesederhanaan, perhatian pada
yang lemah, dan kualitas hidup.
3. Individu vs kebersamaan
Individualisme
adalah kecenderungan dalam kerangka sosial dimana individu dianjurkan untuk menjaga diri sendiri dan
keluarganya. Kolektivisme berarti
kecenderungan dimana individu dapat mengharapkan kerabat, suku, atau kelompok lainnya melindungi mereka sebagai ganti atas
loyalitas mutlak yang mereka
berikan.
4. Jarak kekuasaan
Adalah
ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima bahwa kekuasaan dalam lembaga
atau organisasi tidak didistribusikan secara merata.
Selanjutnya
budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:
1.
Artefak
Pada tingkat
ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat diartikan,
misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara berpakaian. Analisis pada tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit
ditafsirkan.
2.
Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak. Nilai
ini sulit diamati secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya seringkali
diperlukan wawancara dengan anggota organisasi yang mempunyai posisi kunci atau
dengan menganalisis kandungan artefak seperti dokumen.
3.
Asumsi dasar
Merupakan
bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budayaditerima begitu
saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakanreaksi yang
bermula dqari nilai-nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterimamaka
kesadaran akan menjadi tersisih. Dengan kata lain perbedaan antara asumsidengan
nilai artefak terletak pada apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkandan
diterima apa adanya atau tidak.
Tahap-tahap
pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1.
Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah
usaha baru.
2.
Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan
menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
3.
Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi,
mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang
relevan.
4.
Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama
dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama. Pembianaan
budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah sosialisasi
sebagai berikut:
a.
Seleksi pegawai yang objektif.
b.
Penempatan
orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidangnya, “the right man on
the right place at the right time”.
c.
Perolehan
dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
d.
Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keberadaan budaya yang ungul sangat penting bagi organisasi karena budaya
semacam itu mampu menciptakan motivasi
dan komitmen tinggi dan
meningkatkan kinerja organisasi dikalangan anggotanya. Budaya yang unggul
merupakan alat kendali perilaku anggota yang efektif sekaligus efisien.Budaya
yang kuat memberikan kepastian bagi anggota berkembang bersama perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi , Budaya Organisasi.Sudut Pandang Teoritis dalam membangun
nilai-nilai kerja. PT Dewangga Energi Nasional,2021
Kilmann, Ralph H., Saxton, Mary J., Serpa, Roy & Associate,
1988, Gaining Control of the Corporate Culture, San Francisco: Jossey Bass
Publishers
https://fikrimochammad.wordpress.com/2012/12/11/konsep-budaya-organisasi-secara-islami/
https://www.gurupendidikan.co.id/budaya-organisasi/
http//blok.poltek.malang.ac.id//20090526//Budaya Organisasi
Greenberg J and Baron, 2000, Behavior
in Organizations, Prentice Hall Inc, Seventh edition
Hersey, P & Blanchard, K. H, ( 1981), The Management of Organizational Behavior, 4 th ed. Englewood
Cliffs, NJ : Prentice Hall
Yukl GA. 1994, Leadership in
Organizations, Prentice Hall Inc. Englewoods Cliffs, New Jersey, USA
[1] Wahyudi , Budaya Organisasi.Sudut Pandang Teoritis dalam
membangun nilai-nilai kerja. PT Dewangga Energi Nasional,2021
[2] Kilmann,
Ralph H., Saxton, Mary J., Serpa, Roy & Associate, 1988, Gaining Control of
the Corporate Culture, San Francisco: Jossey Bass Publishers
[3]
https://fikrimochammad.wordpress.com/2012/12/11/konsep-budaya-organisasi-secara-islami/
[4] https://www.gurupendidikan.co.id/budaya-organisasi/