Gelar Santunan, Warga Pekalongan Hadirkan Ustadz Viral Ahmad Prayitno

Daftar Isi

PURBALINGGA (kangprayit.com) Dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1444 H dan santunan yatim piatu, warga Dukuh Pekalongan Desa Kalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah hadirkan ustadz Ahmad Prayitno dari Sidanegara Kaligondang pada, Ahad (07-08-22).

Ustadz Ahmad Prayitno, saat mengisi pengajian di Desa Kalongan Bojongsari, Purbalingga, pada Ahad (07-08-22) foto : kangprayit.com

Ahmad Prayitno, (39) yang menggeluti dunia dakwah sejak masih dipesantren sudah menjadi macan podium dan mengisi berbagai kegiatan keagamaan dalam Kabupaten Bahkan hingga luar kabupaten seperti Magelang, Wonosobo, Banjarnegara serta Banyumas.

Seorang santri alumni Ponpes Roudlotussholichin Kalijaran dan Salafiyah Kertanegara Purbalingga serta sempat belajar di Ponpes Al Fadlu yang di asuh K.H. Dimyati Rois atau akrab Disebut Mbah Dim Kaliwungu Kendal Semarang.

Selain itu sejumlah prestasi juga diperoleh seperti Juara 1 lomba tausyiah virtual dan Moderasi Beragama tingkat kabupaten Purbalingga dua tahun berturut turut.

Menurut panitia Kegiatan santunan diawali dengan maulid nabi dan diteruskan dengan santunan yatim piatu, dan sebagai puncak acara diisi pengajian.

Dalam penyampaiannya Ustadz Ahmad Prayitno menerangkan alasan kenapa bulan Muharam disebut sebagai bulan Sura, seraya menuqil makalah dari para ulama dalam kitab.

Tawa dan canda serta kocak saat penyampaian materi menghipnotis para pengunjung hingga waktu dia jam berlalu pengunjung tak tampak satupun beranjak dari tempat duduknya.

Selain itu beliau menyampaikan amalan di sepuluh Muharam dengan syair yang di lantunkannya dan diterangkannya berikut petikan syairnya:

Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur   فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ  


Allaahumma Shalli Alaa Muhammad

Ya Rabbi Shalli Alaihi wa Sallim


Wulan syuro umat Islam lakonono (Bulan Syura umat Islam laksanakanlah) 

Kautaman cacah rolas perkoro (Keutamaan yang berjumlah 12 perkara)

Poso sholat silaturrahim sowan ulomo (Puasa, shalat, silaturrahim kepada para ulama)

Nganggo celak adus tilik wong loro (Pakai celak mata, mandi, menjenguk orang sakit)

Ngusap sirah bocah yatim sodaqoho (Mengusap kepala anak yatim bersedekahlah)

Masak enak mayorake keluargo (makanan lezat untuk orang lain)

Ngetok kuku ojo diingu dowo-dowo (Memotong kuku jangan dibiarkan panjang)

Surat Ikhlas kaping sewu diwoco (Surat Al-Ikhlas 1000 kali bacalah.

Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur  

 فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ  

Motifasi ibadah sholat serta kepedulian sosial tidak luput dari isi ceramahnya dan diakhiri dengan doa.(pray)