Kirab Panglima Besar Jendral Soedirman Hadir Lagi, berikut profil lengkapnya

Daftar Isi

PURBALINGGA(kangprayit.com) Sosok Panglima Besar Jendral Soedirman sangat masyhur dan diabadikan diberbagai monumen, Nama jalan serta Bandara dan Gedung lainnya.

Kirab Pangsar Sudirman yang sudah digelar beberapa kali di Kabupaten Purbalingga tepatnya di Monumen kelahiran Jendral Soedirman Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Purbalingga Jawa tengah.

Kirab Panglima Besar Jendral Soedirman
 pada Ahad 31 Agustus 2022

Tahun 2022 ini juga segera akan dilaksanakan buang direncanakan pada Hari Rabu 31 Agustus 2022 mendatang.

Siapakah Panglima Besar Jendral Soedirman berikut Profil lengkap Jendral Besar Soedirman:


Nama Lengkap:

Jenderal Besar TNI A Soedirman

Alias;

No Alias

Agama:

Islam

Tempat Lahir:

Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah

Tanggal Lahir:

Senin, 24 Januari 1916

Zodiak:

Aquarius

Warga Negara:

Indonesia

Relation:

-

Biografi:

Jenderal Soedirman ialah salah seorang Pahlawan Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia merupakan Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Pada usia yang masih cukup muda, yaitu 31 tahun, Soedirman telah menjadi seorang jenderal. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pejuang yang gigih. Meskipun ia sedang menderita penyakit paru-paru parah, ia tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya untuk melawan tentara Belanda pada Agresi Militer II. 

Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Ia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan ibunya keturunan Wedana Rembang. Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. Selama menempuh pendidikan di sana, ia pun turut serta dalam kegiatan organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Ia kemudian mengabdikan dirinya menjadi guru HIS Muhammadiyah, Cilacap dan pemandu di organisasi Pramuka Hizbul Wathan tersebut.


Pada zaman penjajahan Jepang , Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pasca Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya. Ia lalu menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari bulan November sampai Desember 1945 adalah perang besar pertama yang ia pimpin. Karena ia berhasil memperoleh kemenangan pada pertempuran ini, Presiden Soekarno pun melantiknya sebagai Jenderal.


Soedirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang. 


Riset dan analisis oleh: Meidita Kusuma Wardhani


Pendidikan

Sekolah Taman Siswa

HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. 

Pendidikan Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor

Karir

Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap

Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal

Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel

Komandan Batalyon di Kroya

Penghargaan

Jenderal Besar Anumerta Bintang Lima (1997).

Demikian untuk mengenal beliau serta menumbuhkan kebanggaan serta meniru perjuangan beliau.(pray).