Kandungan Surah Attin dan Penjelasannya Paling lengkap
Alquran dengan jumlah 30 juz dan 114 surah menyimpan makna dan kandungan yang tersimpan didalamnya, ini terbukti banyak sekali kitab tafsir yang tak henti hentinya mengupas kandungan Al Qur'an.
Salah satu dari 114 surah adalah surah Attin yang masyhur dan memiliki kandungan yang perlu kita ketahui dan pelajari, surah Attin dalam pembelajaran PAIBP juga dipelajari pada kelas 4 kurikulum merdeka, bagaimana kandungan surah Attin Ayat 1-8 ? Berikut penjelasannya secara lengkap.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia memiliki bentuk yang indah dan ukuran yang berbeda dari makhluk ciptaan Allah SWT lainnya.
Surah Attin Ayat 1-8 |
Sebab itu, sudah seharusnya manusia bersyukur kepada Allah SWT, selalu menjalankan perintahnya, dan menghindari larangannya.
Penciptaan manusia pun telah dijelaskan oleh Allah SWT melalui surat At Tin.
Surat At Tin merupakan salah satu surat pendek dalam Alquran yang hanya memiliki 8 ayat, terdiri dari 34 kata dan 162 huruf.
Surat At Tin termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di Makkah.
Nama surat At Tin sendiri diambil dari ayar pertamanya yang terdapat kata At Tin. Artinya, buah tin. Buah tin telah ada sejak 4000 tahun yang lalu dan dapat tumbuh di wilayah Asia, Afrika, hingga Eropa.
Surat At Tin memiliki makna yang menjadi refleksi diri untuk kehidupan umat manusia karena mengandung peringatan yang ditujukan kepada seluruh manusia dan diturunkan setelah surat Al-Buruj.
Lantas, apa saja isi kandungan surat At Tin? Berisikan tentang apa saja surat At Tin ini ya?
Kali ini kami akan mengupas tuntas dengan kami telah rangkum 4 kandungan yang terdapat dalam surat At Tin yang bisa menjadi refleksi kehidupan umat manusia. Pelajari dan jelaskan kepada si kecil juga ya, untuk bekal dan pondasi baginya yah.
1. Surat At-Tin dan artinya
Berikut ini bunyi surat At Tin dan artinya.
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ (7) أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (8)
(1) Wat-tīni waz-zaitụn; (2) Wa ṭhụri sīnīn; (3) Wa hādżal-baladil-amīn; (4) Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm; (5) Tṡumma radadnāhu asfala sāfilīn; (6) Illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn; (7) Famā yukażżibuka ba'du bid-dīn; (8) Alaisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn.
Artinya:
(1) Demi [buah] Tin dan [buah] Zaitun; (2) Dan demi bukit Sinai; (3) Dan demi kota [Makkah] yang aman ini; (4) Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; (5) Kemudian, Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya [neraka]; (6) kecuali orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya; (7) Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan [hari] pembalasan sesudah [adanya keterangan-keterangan] itu?; (8) Bukankah Allah SWT Hakim yang seadil-adilnya?”
Proses atau sebab turunnya surat At Tin kepada Nabi Muhammad SAW disebut juga sebagai Asbabun nuzul surat At Tin.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Jarir dari Al-Aufi yang berasal dari Ibnu Abbas, surat At Tin turun karena pada suatu waktu para sahabat Nabi Muhammad SAW bertanya terkait bagaimana amalan seseorang saat sudah pikun atau kurangnya daya ingat seseorang.
Maka, Allah SWT akhirnya menurunkan surat At Tin untuk memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan tetap mendapatkan pahala yang tiada putus meskipun mengalami pikun atau berkurangnya daya ingat.
Tidak hanya itu, dalam surat At Tin juga berisikan tentang sebuah peringatan kepada umat manusia untuk senantiasa beribadah dan beramal saleh hanya kepada Allah SWT.
3. Kandungan surat At Tin
Selain berisikan sebuah peringatan kepada umat manusia, surat At Tin juga memiliki isi kandungan berdasarkan ayat-ayatnya.
Berikut ini kandungan surat At Tin yang perlu umat Islam ketahui.
Dalam surat At Tin ayat 1-3, terdapat buah tin, buah zaitun, bukit Sinai, dan kota yang aman. Menurut sebagian ahli tafsir, “tin” merupakan tempat tinggal Nabi Nuh as, yakni di Kota Damakus yang memiliki banyak pohon tin, sedangkan zaitun adalah Baitul Maqdis yang berlokasi di Yerusalem, Palestina, tempat kelahirannya Nabi Isa as. Bukit Sinai merupakan sebuah gunung (bukit) tempat Allah SWT berbicara langsung kepada Nabi Musa as saat menerima wahyu secara langsung. Sementara kota yang aman, kota yang dimaksud adalah Kota Mekkah. Kota tersebut merupakan kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, nabi dari semua nabi.
Surat At Tin mengandung penjelasan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, baik jasmani dan rohani, dengan bentuk yang indah, ukuran yang berbeda dari makhluk ciptaan-Nya yang lain, menganugerahkan sejumlah potensi yang dilengkapi dengan akal dan nafsu, sehingga manusia bisa mendapatkan kemuliaan dan keutamaan dibandingkan makhluk lainnya.
Allah SWT akan mengembalikan kedudukan manusia ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka, kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh. Karena, orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan tetap mendapatkan pahala tiada putus dari Allah SWT, yaitu surga. Namun, ada pula yang menafsirkan kedudukan manusia paling rendah ialah sebagai layaknya manusia saat bayi.
Allah SWT akan memberikan balasan yang setimpal kepada manusia sesuai dengan amalannya. Mereka akan menghadapi pengadilan Allah SWT. Apabila amalannya merupakan amalan baik, mereka akan dibalas dengan kebaikan (surga). Namun, jika amalannya adalah amalan buruk, balasan yang akan didapatkan ialah neraka dan murka-Nya. Putusan Allah SWT adalah putusan terbaik dan seadil-adilnya bagi makhluk ciptaan-Nya karena hanya Allah SWT Hakim Yang Maha Adil.
Itulah 4 kandungan yang terdapat dalam surat At Tin. Yuk, dipelajari bersama anak di rumah, Ma. Setelah memahami kandungan surat At Tin, ajarkan kepada si Kecil untuk mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari, salah satu bersyukur kepada Allah SWT.
Semoga dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menggapai predikat sebaik-baiknya manusia dihadapan Allah swt, amiin.
Prayitno,S.Pd.I