Teguran dan Petuah Habib Luthfi (Pekalongan) Kepada Para Habaib, Wabil Khusus Yang Suka Petentang-Petenteng

Daftar Isi

Teguran dan Petuah Habib Luthfi (Pekalongan) Kepada Para Habaib, Wabil Khusus Yang Suka Petentang-Petenteng

Mulai memanasnya persoalan nasab va'pawi dan ahlul Jawi yang di mulai dengan adanya oknum habib yang menghina dengan kaya kata kotor kepada yang menyodorkan persoalan secara ilmiah bahwa nasab ba'lawi belum terkonfirmasi sahnya.


Tidak semakin reda justru oknum habib tersebut arogan denga justru mengatakan kepada yang mengkritik nasab di hina dengan kata yang tak pantas dikeouarhlkan dari seorang yang mengaku keturunan rosululloh. 

Berikut ini petuah habib sepuh dan karismatik serta alim yang di segani masyarakat dunia karena kealimannya dan akhlaqnya beliau habib Luthfi bin Yahya Pekalongan Jawa tengah.

PETUAH HABIB LUTFI bin ALI bin HASYIM Bin YAHYA (Pekalongan)

Petuah ini berupa teguran keras kepada para HABIB/SAYYID  yang tidak menghormati para habib keturunan Wali Songo, yang bersatu dalam marga AL-ADZMATKHAN AL-HUSAINI_

Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan 


1. Mbah Kanjeng Sunan Ampel, As-Sayyid Al-Habib Al-Imamul Kabir Al-Ghouts Al-Quthubul Aqthob ALI ROHMATULLOH Al-Adzmatkhan, yang sering disebut Raden AHMAD ROHMATULLOH Kanjeng Sunan Ampel, dan WALI SONGO yang Lainnnya merupakan *pentolan* muballigh hebat di Jawa, keturunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم."

2. Beliau mendedikasikan hidup dengan mencurahkan jiwa, raga, & waktu, demi dakwah di Tanah Nusantara, khususnya Jawa.

3. Beliau & para tim Wali Songo adalah pendahulu dalam Islam, karena itu akan *kuwalat* jika tidak hormat bahkan melupakan jasa-jasa para Wali Songo 

4. Saya sering menyaksikan para Habaib yang baru datang dari Hadramaut, jauh setelah Wali Songo wafat, *petentang petenteng*, mengandalkan marga mereka.

a. "Kalian itu siapa?"

b. "Apa jasa kalian di bumi Jawa?"

c. "Leluhur kalian (para habaib / sayyid), datang dari Hadramaut ke negeri ini, Jawa itu sudah banyak Islamnya, dan saat itu Islam di Jawa sudah ada ratusan tahun lamanya."

d. "Islam di Nusantara adalah berkah perjuangan para wali Allah keturunan Rasulullah dari marga ADZMATKHAN. Artinya, kalian cuma nompo kepenak, tompo resik, tanpa susah payah, dakwah tinggal melanjutkan saja, karena sudah dibukakan pintu dan jalan oleh Wali Songo ADZMATKHAN, untuk kalian lewati."

e. "Untuk itu, saya sangat bersedih jika di antara kalian malah mencaci maki keturunan Wali Songo, apa lagi sampai *menganggap mereka bukan dzurriyyah Rasulullah."*

f. "Kalian di sini cuma *nggandhul berkahe Wali Songo dan keturunan mereka.*"

5. Jadi pesan saya, kalian para Habaib & Sayyid dari Hadramaut, termasuk saya sendiri, *jangan adigang adigung adiguno* di tanah yang *bukan* leluhur kita yg membangun."

6. "Kita wajib *Khidmah, ta'dhim, dan ngrungkebi* terhadap seluruh keturunan Wali Songo. Mereka masih _saudara tua_ kita, mereka bersatu dalam marga AL-ADZMATKHAN, yang tersebar dan membaur dengan masyarakat asli negeri ini, bahkan ADZMATKHAN banyak yang *bersembunyi*.

7. _"Berhati-hatilah kalian dalam bergaul dengan mereka, karena sekali lagi, mereka *SAUDARA YANG LEBIH TUA* dari kita, dan leluhur mereka lebih dahulu *membukakan pintu rahmat Allah di tanah Nusantara ini untuk warga asli & juga untuk kita selaku saudara pendatang*._

8. "Kita semua, yang *bukan* AL-ADZMATKHAN di tanah ini hanyalah *nggandhul barokahe Wali Songo dan sedoyo keturunan Wali Songo."*

9. "Kita sangat *haram* merendahkan mereka, untuk itu kita *wajib* hormat & andhap asor kepada mereka. Kalau bicara dengan mereka, gunakan *unggah-ungguh Jawa* yang baik dan benar, gunakan bahasa *kromo inggil* khas Jawa."

https://www.facebook.com/GMNusantara/photos/pesan-buat-yg-merasa-petantang-petenteng-yg-iman-dan-ilmunya-masih-level-muqolli/449266235834457/

Demikian semoga bermanfaat untuk ikhtiar meredakan konfilk yang memanas ini.