Madrasah Diniyah Irsyadul'awwam Influenser Minsite Masyarakat Desa

Daftar Isi

 11 tahun Usai menempuh pendidikan Ponpes Roudlotussholichin Kalijaran Purbalingga dan Al Fadli Kaliwungu dan beberapa Khidmah dengan para kiyai di beberapa Pesantren di Jawa tengah, ustadz Ahmad Prayitno mengisi waktu sore dengan mendidik keponakannya.

Kepala Madin Irsyadul'awwam, Ahmad Prayitno berfoto dengan seluruh santri MDT Usai pelaksanaan UAS 1 Pada Kamis 14 Desember 2023 foto:kangprayit.com

Diawali dengan dua keponakan Ustadz Ahmad Prayitno usai mondok, rutin mengaji dan setelah sepekan berjalan datang beberapa wali santri menyerahkan putra putrinya untuk di ajar mengaji.

Semakin lama bertambah santri sehingga tidak mencukupi tempatnya di rumah, sehingga menumpang mushola Al Huda yang ada didepan rumah ustadz Ahmad Prayitno.

Dengan berjalannya waktu banyak wali santri yang menginginkan untuk di bentuk kepengurusan dan diawali dengan pengurus TPQ Al Irsyad dan pada 22 Nopember 2013 berdiri selang beberapa bulan berdiri Madrasah Diniyah Irsyadul ‘Awwam dengan mengantongi ijin oprasional Kankemenag Purbalingga pada tahun 2014.

Hingga sat ini sejumlah tidak kurang dari 200, santri belajar di Madrasah Diniyah Irsyadul'awwam 85 santri di bawah Yayasan Pendidikan Islam Irsyadul'awwam Sidanegara yang memiliki lembaga pendidikan mulai Pendidikan Anak Usia Dini, TPQ, MDT, Majelis Taklim dan Pesantren.

Konsep pembelajaran awal target santri mahir dalam melantunkan ayat ayat suci dan  mandiri sebagai insan yang mengabdi kepada kepada ilahi.

Dengan bergulirnya waktu pembelajaran pembelajaran Kepala Madin Ahmad Prayitno,M.Pd. memadukan dengan kurikulum pesantren, sejak kelas satu Madin santri di targetkan memiliki kemampuan membaca, menulis Pegon dan menguasai hafalan beberapa kitab pesantren.

Guna motifasi santri agar terus mengaji dengan melihat kondisi usai Hatam Qur'an santri sebagian kecil yang melanjutkan mengaji sehingga Kepala menginisiasi pendirian madrasah Diniyah kelas wustho dengan kurikulum pesantren secara totalitas dengan harapan santri akan semakin mendalami pemahaman agama Islam serta dapat termotivasi melanjutkan kepesantren.

Selama sewindu pendidikan berlangsung Ahmad Prayitno ingin membangun kepedulian wali santri karena menurut pengamatannya kepedulian orang tua sangat urgen dalam keberhasilan pembelajaran sehingga dengan konsep yang berbeda sehingga beliau mengemas penerimaan raport dengan kegiatan Parenting bagi  Wali santri yang berisi "Seputar Pendidikan Anak "

Tak hanya pendidikan dan ekstra Madrasah Diniyah memberikan pembekalan ketrampilan dengan memberikan kemampuan menulis artikel bagi santri, mengawali pembelajaran dengan lantunan yalalwathon dan indonesia raya, mengadakan pawai ta'ruf tahun baru Islam, masuk bulan Ramadhan juga menggelar lomba Agustusan serta Jalan Sehat Agustusan.

Harapan di sampaikan oleh Alumni Pondok Pesantren dan Universitas Ahmad Prayitno ini agar masyarakat memiliki motifasi untuk anaknya mengaji tidak cukup hanya membaca Alquran namun termotifasi selain akhlaknya mulia, mandiri ibadah saja namu ingin anaknya mampu berwawasan luas baik keagamaan juga lainnnya sehingga terbentuk santri yang Religius dan Nasionalis.

Prestasi yang diperoleh santri mulai dari tingkat Desa ,Kecamatan bahkan Kabupaten serta pernah memiliki kesempatan berlaga di tingkat propinsi.

Alumni banyak yang masuk pesantren dan mereka di pesantren mereka dapat memiliki kemampuan lebih di banding santri yang baru masuk lainnya.

Kepedulian wali santri dengan memberikan infak atau biyaroh Rp 10.000 perbulannya disaat pendidikan formal bahkan les-les pembelajaran sudah mencapai nilai Rp 150.000 sampai Rp 300.000 perbulannya.

Kepedulian masyarakat hingga sat ini terjalin baik dalam kegiatan baik pengajian, perkumpulan serta pembangunan terbukti saat ini Madin memiliki gedung lantai 3 dan baru saja pembebasan tanah seluas 504 M2.

 Kepedulian Pemerintah Desa Melalui bantuan insentif kepada ustadz ustadzah sebesar Rp 100.000 perbulan sedang di Kabupaten Purbalingga Bupati memberikN bantuan melalui Bantuan Kesra sebesar Rp 200.000 perbulan hingga saat ini sejumlah 1250 ustadz mendapatkan bantuan tersebut.